Upacara Menanam Ari-Ari dalam Energi Spiritual Bali

Sumber : penjelasan dari
photo di Group Energi Spiritual Bali
di Facebook
Pelaksanaan upacara menanam ari-ari secara lengkap dapat dilakukan seperti penjelasan berikut ini :
  • Ari-ari yang sudah dibersihkan dimasukkan kedalam kelapa yg sdh dibagi dua (tidak dibelah), tetapi dijaman skrg peranan kelapa sdh digantikan dg payuk tanah yg langsung didapatkan ditempat persalinan. 
  • Kemudian isilah payuk atau kelapa tadi dengan rerajahan, disebelah atasnya dengan "ongkara" dan yg sebelah bawah dirajah dengan tulisan "ongkara,angkara,ahkara". 
  • Kemudian isi duri-duri, isin ceraken anget-anget,wangi-wangian, & sedah selasih. Semua itu kemudian dibungkus dg kain kasa (kain putih), lalu ditanam dihalaman depan rumah di samping pintu, 
    • bila laki-laki disamping kanan, 
    • bila perempuan disamping kiri (kiri kanan dilihat dari dalam rumah).
Sebelum ditanam ucapkan mantra menanam ari-ari terlebih dahulu, mantra :

"Om ibu pertiwi rumaga bayu,rumaga amwerta sanjiwani,amertani ikang sarwa tunuwuh,si....(nama anak) moga moga dirgahayusa. Pomo pomo pomo".

Setelah itu baru ditimbun (urug) dg tanah. Diatas timbunan ditaruh batu pipih &ditancapkan pandan wong. Diatas batu disajikan nasi kepelan dg alas don dadap,sedikit lauk pauk dan arang,lalu disiram. Jangan lupa tancapkan juga kelangsah & sanggah cucuk (hiasi dg bunga merah) serta baleman & lampu selama 42 hari. Tiap malam lampu dinyalakan.
Terhadap bayi dan Sang Catur Sanak buatkan banten dapetan. Ari ari itu diumpamakan layon (panca mahabuta). 
  • Sanggah cucuk sebagai linggih Sang Hyang Bhuta Bhuti /bhuta pati. 
  • Sanggah cucuk itu setiap hari dibantenin. Canang sari munggah di sanggh cucuk. Dibawahnya nasi kepel empat warna putih,merah,kuning & hitam (segehan manca warna) & jg banten saiban. Maksud & tujuannya,mendokan agar sang bayi kedirgayusan, 
Selamat dan panjang umur.

Sumber :Kande Pat Rare , Mangku Alit Pekandelan.

Karena ari-ari sangat berguna sebagai sumber kehidupan bayi dalam kandungan atau dari Garbha seorang ibu, sebab ari-ari merupakan transformator dan mediator zat-zat makanan dari Ibu kepada bayi dalam pertumbuhannya sekaligus sebagai selimut dalam menjaga stabilitas suhu tubuh bayi terhadap suhu badan si Ibu yang mana dalam komunitas calonarang di Fb disebutkan beberapa istilah dan pengertian terkait penggunaan bahan-bahan dalam menanam ari-ari ini.
  • Batu hitam atau batu bulitan | mengandung makna sebagai permohonan kehadapan Sang Hyang Widhi agar sang bayi dianugrahi panjang umur.
  • Pohon Pandan | diwujudkan sebagai buaya putih sebagai penjaga bayi terhadap gangguan yang bersifat black magic.
  • Lampu Bali | berbahan bakar minyak kelapa yang dicampur dengan minyak lampu wayang (tunasin ring jro dalang) serta minyak kelapa (nyuh surya). 
    • Lampu Bali yang menyala melambangkan Sanghyang Surya Candra, yaitu memiliki kekuatan Widia, oleh karan itu lampu tersebut ditatabkan atu ayab. Mantra : “Om Ang Ah Surya Candra Gumelar Ye Namah Swaha“
  • Sangkar Ayam | Sebagai lambang kekuatan maya Sang Hyang Widhi dan sebagai Cakra Jala (batas pandang alam semesta). 
    • Bahwa catur sanak merupakan bagian mayanya Sang Hyang Widhi dan merupakan unit kehidupan maya di alam semesta, serta menjadi pelindung bayi
  • Sanggah Tutuan | merupakan simbul dari stananya Sang Hyang Maha Yoni sebagai Dewa pengasuh sang bayi
  • Banten Bhuwu | merupakan banten penyucian terhadap bayi dan ibunya serta lingkungan agar suci dari kecuntakaan atau sebel pada tahap permulaan
  • Banten Dapetan | mengandung makna dan tujuan sebagai penyapa kehadapan roh suci yang baru reinkarnasi menjadi bayi.
Upakara
Demikianlah perawatan terhadap ari-ari dianggap selesai dan setiap ada upacara yang ditujukan pada si bayi, hendaknya ari-arinya jangan dilupakan. Disamping itu perlu kiranya dikemukan bahwa bila keadaanya tidak memungkinkan/ tidak mengijinkan maka ada kalanya ari-ari itu dibungkus dengan kelapa seperti tadi kemudian dibuang dilaut.
***