Roh adalah jiwa dari setiap makhluk hidup yang dalam beberapa istilahnya disebutkan sebagai berikut :- Sang Hyang Urip yaitu atman sebagai inti yang menjiwai setiap makhluk hidup untuk dapat kembali ke asalnya atau moksa.
- Dimana indah dan tidaknya saat perjalanan sang roh tersebut menuju sorga disebutkan sesuai dengan karmawasananya.
- Roh yang menghidupi manusia;
- Disebut dengan atma preta ketika manusia baru meninggal dunia.
- Dan ketika belum dilakukan proses ngaben untuk pengembalian Panca Maha Bhuta disebutkan akan menjadi roh-roh gentayangan.
- maka untuk melindungi diri dari gangguan roh-roh gentayangan tersebut,
- hendaknya kita disarankan untuk dapat membangun Palinggih Sedahan.
- Tegal penangsaran sebagai tempat para roh menunggu giliran menghadap Bhatara Yama untuk menentukan :
- Apakah sang roh harus masuk surga atau ke neraka ?
- Dalam penantian itu,
- para roh menerima hukuman sesuai karma wasana-nya.
- Roh suci leluhur yang berada di Sorga, alam Swah Loka disebut Dewa Pitara yang telah distanakan atau dipuja melalui. sanggah kemulan.
- Dimana disebutkan juga fungsi petulangan dalam upacara ngaben sebagai tunggangan roh leluhur ke akhirat.
- Kesucian roh hewan yang disembelih untuk keselamatan si penyembelih dengan penggunaan banten/upakara dan mantra pengastawanya pada saat memulai nampah disebutkan bertujuan untuk memohon restu kepada Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang pencipta
- Catatan terkait baik dan buruknya perjalanan roh ini akan tetap di record oleh catur sanak yang akan menjadi penilaian dan pertimbangan kesucian roh untuk menentukan sorga atau neraka.
- Dll.
Diceritakan kisah sedih roh Pak Made dalam cerita nyata di fb disebutkan
Kisah ini dimulai pada akhir tahun 1960-an. Satu keluarga di Klungkung yang cukup berada, mengirimkan anak-anaknya untuk bersekolah di Yogyakarta.
- Anaknya yang nomor dua, sebut saja namanya Made,
- sebelum tamat kuliah menikah dengan seorang gadis setempat, secara pernikahan agama lain.
- Perkawinan ini tidak dapat diterima oleh orang tuanya. Made dianggap anak hilang.
Made tidak pernah pulang ke Klungkung. Bahkan ketika kakaknya yang tertua menikah dan ayahnya meninggal dia tidak datang.
Ibunya demikian juga, sekalipun sering ke Yogya menengok anak-anaknya yang lain, ia tidak pernah menemui keluarga Made.
Sejak menikah, Made tidak meneruskan kuliahnya. Karena tidak lagi dibiayai oleh orang tuanya, ia membiayai hidupnya dengan berjualan beras.Karena dia ulet, usahanya jadi berkembang. Hidupnya cukup makmur.
Keluarga Made memiliki 3 orang anak laki-laki. Dua anaknya ikut Made masuk agamanya yang sekarang.Namun seorang anaknya entah kenapa menolak masuk agama orang tuanya.
Ketika SD, anak ini pergi ke Bali, dan tidak mau balik ke Yogya. ia tinggal bersama neneknya di Klungkung.
Lima tahun yang lalu Made meninggal, Istrinya menyusul 2 tahun kemudian.Sekarang cerita kembali ke Bali. Sejak meninggal 5 tahun lalu,
Untung anak-anak mereka, termasuk yang di Bali sudah selesai kuliah dan sudah ada yang bekerja.
Rohnya Made sering mendatangi ibunya di Bali, baik dalam mimpi maupun dalam keadaan terjaga.
Ibu ini sekarang sudah berusia sekitar 70 tahun. Matanya sudah rabun berat. Tapi dalam jaga ia sering melihat anaknya Made datang ke rumahnya,
Ibu ini sekarang sudah berusia sekitar 70 tahun. Matanya sudah rabun berat. Tapi dalam jaga ia sering melihat anaknya Made datang ke rumahnya,
- Kadang-kadang duduk di tangga rumah,
- Kadang-kadang menemuinya di dapur.
Mungkin yang melihat adalah mata bathin-nya? Ia juga mendengar suaranya dengan jelas.
Made sering mendatanginya dan menangis sedih sekali.
“kenapa kamu Made,” tanya ibu ini satu kali.
"saya minta maaf bu, Tolong tarik saya dari tempat yang gelap ini dan lakukanlah upacara ngaben untuk saya sehingga terlepas dari penderitaan ini", pinta Made.
“Tapi agama Made kan sudah lain”, Tanya ibunya kembali.
“Ya, Saya salah jalan. Sekarang saya berada di lorong yang gelap. Saya tidak bertemu siapa-siapa. Saya dengar istri saya sudah meninggal. Tapi saya tidak bertemu dengan dia. Saya kesepian sekali di sini bu, Tolonglah saya", pinta Made kembali.
Walaupun hatinya iba, ibu tua ini tidak berani mengabenkannya, karena Made sudah masuk agama lain dan di upacarai menurut keyakinan agama tersebut. Betapapun anaknya yang hilang kini telah kembali walaupun dalam bentuk roh. Tapi begitu nyata. Begitulah tampaknya hubungan ibu dengan anak.
Entah karena kehendak siapa, kira-kira dua bulan lalu ibu tua ini kedatangan 2 orang tamu. Kedua orang muda itu mengaku datang dari Yogya. Mereka adalah anaknya Made.
Jadi secara biologis mereka adalah cucunya, entah secara batin yang tak pernah di lihatnya secara kecil. Kini mereka datang.
Dan ia tak dapat mengenali mereka karena ia rabun berat. Tapi ia dapat mendengar suara mereka dengan jelas.
Setelah masing-masing memperkenalkan namanya, salah seorang dari mereka berkata: “sebelum ibu kami meninggal tiga tahun yang lalu,
Ia memberi tahu kami bahwa ayah sebelum meninggal berpesan kepada Ibu agar ia di upacarai secara Hindu.
Tapi ibu tidak pernah menyampaikan pesan itu kepada siapapun sampai sebelum ibu meninggal tiga tahun yang lalu.
Selama dua tahun pesan Made di pendam oleh istrinya. Selama tiga tahun lagi di pendam oleh anak-anaknya.
Tiba-tiba dua bulan lalu mereka berniat untuk menyampaikan pesan itu kepada neneknya di Klungkung, Bali. Apakah Pak Made yang memberitahu anak-anaknya, melalui mimpi atau dalam jaga, seperti ia membritahu ibunya? Anak-anaknya tidak menyebut-nyebut soal ini.
Setelah mendengar wasiat Made yang tertunda selama lima tahun, keluarga di bali langsung ke Yogya untuk membongkar kuburan Made, mengambil tulangnya untuk dilakukan upacara ngaben di Bali.
Tapi oleh petugas pemakaman, permintaan pembongkaran itu di tolak. Karena dulu Made dikubur secara agama LAIN BUKAN Hindu.
Keluarga ini pulang ke Bali. Pengabenan Made tetap dilangsungkan. Ia dibuatkan pengadeg-adeg (semacam simbol dari Made) dan mudah-mudahan setelah pengabenan roh Made bahagia dan tentram di dunia atau alam sana.
***
