Satya

Satya (Sathya) adalah setia, jujur dan tanggung jawab yang dalam sadacara disebutkan sebagai suatu kebenaran yang akan membawa manusia pada ketenangan.
Satya yang terdiri dari lima bagian yang disebut dengan panca satya merupakan unsur kebenaran dan kejujuran menjadi sifat dan hakekat Tuhan sebagai bagian dari sraddha dalam keseimbangan hidup ini.
Dan sebagaimana dijelaskan juga oleh MandeFunday dalam artikel Panca Satyanya, disebutkan bahwa :
Sebuah "kesetiaan, kejujuran dan tanggung jawab" dalam hidup merupakan hal yang sangat penting karena dengan satya tersebut kita bisa memperoleh sebuah kepercayaan yang mungkin tidak semua orang memilikinya. 
Kesetiaan itu muncul bukan dari orang lain kesetiaan timbul dari diri kita sendiri jadi bagaimana cara kita untuk memupuk kesetian itu yang terdiri dari lima bentuk kesetiaan, kejujuran dan tanggung jawab yaitu :
  1. Satya Semaya; kepada Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa.
  2. Satya Herdaya; kepada kata hati kita sendiri.
  3. Satya Mitra; kepada teman, kerabat dll
  4. Satya Wacana; kepada perkataan / tepat janji atas kesepakatan.
  5. Satya Laksana; pada perbuatan.
Pentingnya "Kesetiaan dan kejujuran" ini sebagaimana disebutkan dalam nawa sanga sebagai konsep pengabdian yang salah satunya disebutkan "berani bertindak berdasarkan atas hukum" sehingga bagi seorang pemimpin dengan berlandaskan sikap satya kepemimpinan asta brata yang sesuai dengan kepemimpinan dalam agama hindu, juga disebutkan seorang pemimpin wajib memiliki 5 sikap kesetiaan ini yaitu,
  • Sikap Satya Heradaya yaitu jujur terhadap diri sendiri
  • Sikap Satya Wacana yaitu jujur tehadap perkataan
  • Sikap Satya Semaya yaitu setia terhadap janji
  • Sikap Satya Mitra yaitu setia terhadap sahabat
  • Sikap Satya laksana yaitu jujur dalam perbuatan
Sehingga dalam kepemimpinan seorang sulinggih dalam sesana pinandita juga disebutkan bahwa kejujuran atas satya ini merupakan sifat yang selalu dituntut oleh orang yang berbudhi baik, karena sifat ini akan membawa manusia pada ketenangan. 
Bila seseorang hendak mewujudkan sifat-sifat kedewataan dalam dirinya, maka Sathya mutlak harus dilaksanakan dengan sungguh, karena sesungguhnya Tuhan adalah kebenaran, maka ia akan dijumpai melalui kebenaran itu pula.
***