Tebu

Tebu adalah simbolis kehidupan yang mudah tumbuh dan berkembang serta mempunyai cadangan makanan yang cukup sebagai sumber kehidupan dan kebahagiaan sehingga disebutkan agar kita bisa meniru sifat tebu tersebut dalam kehidupan ini demikian dijelaskan secara umum penggunaan tebu dalam bebantenan upacara dewa yadnya sebagaimana disebutkan pemanfaatan tebu dalam upacara adat di kabupaten tabanan, bali yang dalam upacara panca yadnya lainnya disebutkan,
  • Tebu dalam Pitra Yadnya, digunakan sebagai raka-raka banten / canang mewakili persembahan dari tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber kehidupan, agar yang masih hidup diberi kekuatan dan keselamatan. Di samping itu tebu juga digunakan dalam nyekah sebagai alat untuk menghaluskan / nguyeg sekah (simbol orang yang diaben), berupa batang tebu hitam yang telah dikupas kulitnya. Tebu ini bermakna pembersihan/ penyucian dan persembahan agar leluhur yang diupacarai (diaben) menjadi bersih/suci, sehingga diharapankan dapat diterima di sisi Tuhan, sedang yang masih hidup diberi kekuatan lahir dan batin (Agastia dkk. , 1998). Varietas tebu yang digunakan dalam upacara pitra yadnya ini :
    • tebu hitam, 
    • tebu ratu, 
    • tebu kuning, 
    • tebu malem
    • tebu swat
    • tebu tiying/bambu.
  • Tebu dalam Rsi Yadnya, bermakna persembahan/ penghormatan yang tulus, agar yang diupacarai menjadi orang suci dan dapat mengambil hikmah dari tebu, yaitu dapat memberikan air suci kehidupan sebagai sumber kemakmuran masyarakat. Varietas tebu yang digunakan dalam upacara resi yadnya ini disebutkan :
    • tebu ratu, 
    • tebu kuning, 
    • tebu hitam, 
    • tebu malem
  • Tebu dari sekian banyak jenis upacara Manusa Yadnya yang paling menonjol penggunaanya dalam upacara pawiwahan / perkawinan dan upacara metatah / potong gigi. 
    • Makna tebu dalam upacara pawiwahan, sebagai identitas/ciri orang yang melaksanakan upacara tersebut. 
      • Tebu sepanjang +1,5 m dari pucuk daun sampai batang dipasang di depan pintu mobil sebelah kiri dan kanan untuk mengantar pengantin ke rumah mempelai wanita dan berpamitan. Mobil yang di depannya dipasangi tebu yang diikat pada kaca spion kiri dan kanan menunjukkan rombongan pengantin, di samping itu juga dimaknai sebagai simbol kehidupan yang harus dijalani setiap pengantin yang akan menempuh hidup baru. Mereka diharapkan dapat meniru sifa-sifat tebu, yaitu mudah tumbuh dan berkembang, serta mempunyai cadangan makanan sebagai sumber kehidupan, kesejahtraan dan kebahagiaan. Sarana tebu ini juga bermakna sebagai makanan roh jahat yang ingin mengganggu jalannya upacara, karena orang kawin sebelum diupacarai dianggap cuntaka leteh/kotor dan mudah diganggu oleh roh jahat. Varietas tebu yang biasa digunakan dalam upacara ini pawiwahan ini disebutkan :
        • tebu ratu, 
        • tebu malem
        • tebu kuning, 
        • tebu hitam, 
        • tebu tiying
        • tebu swat
    • Tebu dalam upacara metatah potong gigi/mepandes, tebu bermakna sebagai simbol rasa untuk merasakan dan membedakan “sad rasa” (enam rasa) yang hanya dapat dirasakan di dalam mulut.  Varietas tebu yang digunakan dalam upacara ini disebutkan :
      • tebu ratu, 
      • tebu kuning, 
      • tebu hitam, 
      • tebu malem,
      • tebu tiying,
      • tebu swat
  • Tebu dalam upacara butha yadnya, disebutkan bermakna sebagai simbol kekuatan alam ini yang dalam beberapa penggunaan tebu pada upacara resi Gana dan pembersihan halaman / nyakap karang harus menggunakan tebu salah maupun tebu tawar
    • Tebu salah, bermakna permohonan maaf atas kesalahan dan pembersihan /penyucian halaman rumah, sawah, tanah tegalan. 
    • Tebu tawar, bermakna sebagai simbol pakan lembu putih untuk mendapatkan empehan.
Dengan pentingnya penggunaan tebu dalam upakara yadnya tersebut sehingga disebutkan diperlukan budi daya dalam pelestariannya.
***