Karakter

Karakter adalah sifat dan watak seseorang.
Namun karakter dikatakan bukanlah sebuah identitas kepribadian, tetapi juga dapat diperbaiki.
Umat Hindu Dharma meyakini bahwa karakter anak bisa dibawa sejak lahir.
Apabila anak memiliki utang atau kapiutangan saat ia lahir, maka akan ber­dampak pada karakternya kelak ketika ia sudah dewasa.
Dan untuk memusnahkan karakter buruk yang sudah dibawa dari lahir itu, masyarakat Bali melakukan upacara mabayuh oton.

Dalam menguak misteri wujud keyakinan reinkarnasi untuk memahami karakter sang bayi yang baru lahir biasanya karakter tersebut tidaklah jauh berbeda dengan karakter leluhur yang manumadi tersebut.

Masing-masing suku, bangsa, dan ras pun memiliki karakter tersendiri dan terkadang karakter orang pun berbeda-beda. 
Biasanya karakter ini terkonservasi keberadaannya. Dengan demikian, karakter selalu menjadi pembungkus yang dengan mudah dikenali. 
Lalu bagaimana karakter orang Bali?

Rwa Bhineda dalam hidup ini juga pasti ada, dimana dalam mengenali karakter orang Bali seperti dikatakan Kulkul Bali disebutkan bahwa orang Bali juga memiliki karakter negatif dan karakter positif. Dua karakter ini disebutkan senantiasa mewarnai kehidupan orang Bali di mana saja. 

Namun dalam kebiasaan sehari-hari, sebuah watak juga disebutkan dipengaruhi oleh hari kelahiran seseorang berdasarkan pada perhitungan dasa wara dimana setiap urip kelahiran disebutkan juga memiliki makna tersendiri yang dipengaruhi oleh sifat-sifat Tri Guna dimana satyam membentuk karakter manusia menjadi lebih baik sedangkan sifat rajas dan tamas yang perlu dikendalikan dan dimurnikan.
Dan kini dibangunnya pasraman sebagai salah satu bentuk pendidikan juga dapat membantu dalam hal pengembangan ketrampilan dan karakter anak tersebut sehingga dapat berguna dalam kehidupan nantinya.
Menurut Dharma dalam sebuah makalah pendidikan karakter dan pendidikan technohumanistik disebutkan bahwa
Tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi pengetahuan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam prilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah)
Dari segi pendidikan, 
  • Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang. 
  • Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulai, bermoral, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembag dinamis, beroreantasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
  • Nilai iri hati yang terdapat pada Kitab Sabha Parwa adalah karakter Duryodhana sebagai cerminan sifat matsarya yang kurang baik sebagai penyebab dari kehancuran para korawa sendiri.
Dan pantang mengagungkan diri disebutkan adalah karakter umum yang dimiliki oleh orang Bali, 
seperti yang diucapkan sebagai tetingkesan untuk tetap ramah pada setiap orang.
***