Kerauhan

Kerauhan adalah sebuah tradisi di Bali untuk membuktikan tentang berhasilnya sebuah upacara yadnya tertentu yang dilaksanakan, yaitu dengan pembuktian datangnya Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa atau manifestasi-Nya saat dilangsungkan upacara yadnya.

Karena sesuatu itu perlu dibuktikan kebenarannya, di Bali, tradisi kerauhan ini biasanya dilakukan pada tempat suci saat piodalan dll dilangsungkan sebagaimana disebutkan dalam kutipan Hindu research center, kerauhan ini dilakukan oleh seorang suci yang disebut dengan Tapakan Kerauhan atau seorang Sadeg dengan prosesi sakralisasi ngurek dengan sebilah keris dan lain sebagainya.

Roh yang suci memasuki raga seorang tapakan tersebut yang akan memberikan petunjuk bagaimana melaksanakan ritual sehingga melalui pembuktian kerauhan itu masyarakat akan dapat mengetahui apakah ritualnya itu lengkap, sempurna, atau kurang ?

Walaupun demikian masing-masing desa di Bali menafsirkan hal Kerauhan itu secara berbeda-beda,
  • ada yang menafsirkan sebagai pertanda kurangnya sarana upacara,
  • ada juga yang menafsirkan bahwa upacara telah sempurna.
Melalui bahasanya, sebuah kerauhan juga dijelaskan dalam sebuah kutipan dokumen FDJHN di Fb, akan kita ketahui :
  • kemana arah yadnya tersebut dihaturkan ?,
  • apakah memakai bahasa dewa, bahasa resi, bahasa manusa, bahasa pitra, bahasa bhuta, sesuai dengan panca yadnya yang ada di Bali saat ini ?
Seperti orang yang kerauhan dewa yang sangat di istimewakan oleh tetua desa setempat karena dalam meminta petunjuk yang ada keterkaitan dengan parahyangan, pawongan dan palemahan pada suatu tempat, atau untuk mencari pengganti jero mangku, sadeg, kekudan, juru-juru, dan lainnya. 

Orang yang karauhan dewa ini dihaturkan geni/api, pesucian, harum-harum, kidung, (Dharma Gita yang dilantunkan pada saat upacara yadnya), busana, serta upakara lain, karena sadeg itu sebagai media komunikasi ke alam kosmis dan sebaliknya.

Dan kerauhan haruslah melalui beberapa proses yang benar dan berjenjang sebelum sampai pada kerauhan yang sebenarnya.
***