Ulah Pati

Ulah Pati adalah istilah meninggal dunia secara tidak wajar misalnya karena :
Kecelakaan, ada bencana alam;
atau bunuh diri tanpa adanya proses penebusan dosa yang nantinya juga disebutkan dapat menyebabkan roh terlahir di alam kegelapan Asurya Loka dll.
Umumnya sebagai manusia normal mengharapkan mereka agar Tuhan mentakdirkan mereka ”mati secara benar” atau mati yang menurut anggapan umum mati sewajarnya oleh Tangan Tuhan-Mu.
Namun hal berbeda diceritakan terjadi dengan arwah Pak Karma, ketika semasa hidupnya telah mengalami bencana alam.
Sebenarnya hal itu bisa saja dihindari melalui pertolongan oleh Tim SAR.
Tapi karena kondisi sudah kian kritis dan juga mengancam keselamatan Tim SAR yang sudah berusaha menolong dari kesombongan Pak Karma sendiri, akhirnya beliau pun ditinggalkan seorang diri. 
Beberapa menit kemudian, gempuran air bandang kembali menerjang dan tak ayal lagi akhirnya menyeret Pak Karma hingga terbawa arus dan meninggal dunia. 
Diceritakanlah kemudian arwah Pak Karma menuju alam maya.

Pak Karma dengan garangnya membentak prajurit penjaga alam maya, mendobrak dan menerobos masuk ke istana menghadap Dewata. 
“Mana Dewata yang selama ini aku puja-puja ? Kalian Semua Tuli, Kalian Semua Pembohong. Ajaran-Ajaran kalian semua bohong. Kenapa Kalian tidak menolongku disaat aku membutuhkan pertolongan!!!!!”, Bentak Pak Karma dengan emosinya. 
“Percuma selama hidupku aku abdikan untuk mentaati ajaran-ajaran-Mu dan menjauhi larangan-larangan-MU. 
Ternyata Kau biarkan Aku begitu saja terseret arus banjir bandang hingga mengakhiri hidup-ku di Bumi. 
Mana Tuhan itu……..Tuhan ……..kamu ternyata tidak adil”.Teriak Arwah Pak Karma.

Gerah juga akhirnya seisi Istana Dewata, dan diutuslah Dewata Pencatat (Sang Suratma) kehidupan umat manusia di Bumi untuk menangani Arwah Pak Karma.
Hai Karma ………….kenapa kamu marah-marah di Istana Dewata. Kamu memang hambaku yang paling dharmais dan taat menjalankan segala yang telah aku ajarkan dan menjauhkan diri dari segala yang aku larangkan. 
Do’a-do’a kamu juga telah memekakkan telingaku disaat memohon agar aku datang untuk menyelamatkanmu. Suaramu menggema membangunkan seisi alam Dewata ini. Dan akupun sudah melakukan penyelamatan terhadapmu. 
Sayangnya kamu tidak menyadarinya. Mata hatimu masih buta, Karma.
Kemarilah kamu Karma. Lihatlah rekaman video-Ku detik-detik terakhir kehidupanmu Karma.
Akhirnya amarah Karma mereda dan Karma melihat dengan seksama tayangan video layar lebar dewata terkait detik-detik akhir kehidupannya.
Lihat Karma, tahukah kamu siapa yang mengutus Tim SAR yang menghampirimu itu. 
Dan itu lagi Tim SAR dengan Helikopternya juga mendekatimu………..Juga Tim SAR dengan Perahu Karet……… 
Tahukah kamu, sesungguhnya tugas mereka sebenarnya sudah selesai karena sesuai dengan catatan Kepala Desa dan Tim SAR semua warga yang hidup sudah terselamatkan. 
Tetapi karena do’a-do’a kamu Karma, Aku gerakkan hati orang-orang Tim SAR itu untuk kembali mengecek ulang lokasi bencana yang sudah parah itu. 
Tahukah kamu Karma itu kulakukan hanya untuk menyelamatkanmu. Menyelamatkan kamu Karma !!!!. 
Tapi sayang………… kamu selalu menolaknya. Kamu usir mereka dengan sombongnya bahwa Aku Tuhanmu akan menyelamatkanmu dengan cara-caramu Karma.
Karma, Aku bangga dengan keteguhan hatimu untuk meyakini bahwa Aku datang menyelamatkanmu. 
Tapi kamu telah menutup hatimu sehingga tidak bisa merasakan dan mengetahui Aku telah datang untuk menyelamatkanmu.
Aku mendengarkan do’a-do’a hambaku terlebih orang yang sudah dengan setia dan taat untuk menjalankan ajaran-ajaran-Ku serta menjauhi larangan-larangan-Ku.
Dan Karma, 
Sesungguhnya Akupun telah mengabulkan do’a-do’a permohonan/permintaan semua umat manusia tanpa kecuali. 
Apa yang mereka inginkan dan apa yang mereka butuhkan, semua telah aku kabulkan. 
Tetapi sayangnya mereka semua Buta…… Mereka semua Tuli………., tidak tahu dan tidak menyadarinya bahwa Aku telah mengabulkan semua keinginan dan kebutuhan umat manusia.
Ketahuilah wahai Karma dan semua umat manusia bahwa Aku mengabulkan do’a-do’a kalian dengan cara-cara Ku bukan dengan cara-cara kalian. 
Oleh karena itu bukalah Mata Hati kalian sehingga kalian semua merasakan kehadiran-Tuhan-mu.
Ibaratnya nasi sudah menjadi bubur, namun demikian setiap orang meninggal harus diupacarai sesuai dengan ajaran sastra agama dan menurut Hindu Dharma seperti halnya upacara untuk salah pati, kejadian ulah pati ini pun dapat diupacarai sawa wedana seperti orang mati normal dan ditambah dengan penebusan serta diupacarai di setra atau tunon yaitu dengan persyaratan sebagai berikut :
  1. Upacara / upakara ditambah dengan :
  2. Namun Banten pengulapan dipersatukan dengan sawanya baik mependem maupun atiwa- tiwa dan semoga arwah tersebut menjadi tenang untuk dapat mencapai sorga, mencapai moksa. Semoga sempurna.
 ***