Rumah Tangga

Rumah Tangga (umumnya di Bali) disebutkan adalah sebuah ikatan kecil dalam jalinan kekerabatan keluarga yang merupakan tingkatan Grehasta dalam ajaran Catur Asrama atas dasar keharmonisan;
"Dimana selalu ada keceriaan sehingga seluruh rumah tangga pun berbahagia."
Suami dan istri yang menyatu dalam membina rumah tangga dalam tinjauan dharma sampati juga terkandung peranan masing-masing pihak yaitu :
  • Istri disebut sebagai pengamal “Dharma” agar selalu dapat berbuat kebaikan untuk dapat mencapai kebahagiaan dan kebenaran sejati.
  • Suami disebut sebagai pengamal “Shakti” yang selalu mendapat energi atau kekuatan dari dorongan moril sang istri sebagai penyemangat hidup.
Kombinasi antara Dharma dan Shakti ini disebutkan akan dapat menumbuh kembangkan dinamika dalam kehidupan ini.

Dalam beberapa teks Hindu Dharma juga tersirat untuk dapat lebih menjalin hubungan rumah tangga ini seperti yang disebutkan dibawah ini :
  • Kitab Atharvaveda VI.122.3 dinyatakan bahwa dalam sebuah rumah tangga, suami-istri yang tekunlah dan selalu berbuat kebajikan serta yang memiliki Sradha (keimanan) yang teguh akan sukses di dunia ini.
  • Laki-laki dan perempuan sebagai suami-isteri disebut juga dengan satu istilah “dampati” yang dalam kitab Rg Veda sebagaimana dijelaskan Manawa Dharmasastra bab IX dan bab X dinyatakan berarti mereka yang tidak dapat dipisahkan.
Dan doa untuk mohon ketenangan rumah tangga dalam artikel PurwaSpiritual berkaitan dengan doa panganjali disebutkan sehari-hari dapat diucapkan mantra sebagai berikut :
Om wisowiso wo atithim
wajayantah purupriyam
agnim wo duryam wocah
stuse sùsasya manmabhih
Artinya :
Ya Tuhan, Engkau adalah tamu yang datang pada setiap rumah. Engkau amat mencintai umatMu. Engkau adalah sahabat yang maha pemurah. 
Perkenankanlah hamba memujaMu dengan penuh kekuatan, dalam ucapan maupun tenaga dan dalam lagu pujian.
Dan sebagaimana dikatakan,
  • Tertib dalam rumah tangga yang disebut kerta keluarga ini dikatakan juga bisa terwujud apabila masing-masing anggota keluarga tahu hak dan kewajibannya.
  • Keluarga yang berbahagia kekal abadi dapat dicapai bilamana di dalam rumah tangga terjadi keharmonisan serta keseimbangan tugas dan kewajiban antara suami dan istri yang sesuai dengan swadharma mereka masing-masing dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dalam Hindu Dharma diharapkan bahwa :
Hendaknya dalam kehidupan berumah tangga dengan semua anggotanya yakni suami, isteri, mertua atau orang tua, anak, ipar, saudara dan sebagainya, secara bersama-sama setiap saat untuk dapat menciptakan suasana rukun, damai, bahagia dalam keluarga. 
Karena semuanya memiliki peran yang sama dalam menciptakan suasana rumah tangga yang harmonis.

Sebagai renungan dalam berumah tangga :

 ***