Salah Timpal

Salah Timpal (salahtimpal) adalah kesalahan fatal dalam berhubungan.

Seperti halnya bersenggama dengan binatang atau beburon, yaitu perbuatan yang dilarang oleh agama, sebagai prilaku asubha karma yang menyebabkan seseorang menjadi cuntaka
Suatu keadaan yang tidak suci dan harus dilaksanakan upacara ruwatan untuk menghilangkan segala kekotoran (ketidaksucian) baik dalam diri sendiri, lingkungan maupun alam ini.
Namun lazimnya sebuah dunia, sifat Rwa Bhineda yaitu baik-buruk selalu mewarnai kehidupan ini,
  • sesuatu hal yang dilarang memang patut dihindari,
  • namun, sebuah janji harus selalu ditepati.
Diceritakan, dahulu karena sebuah janji yang harus ditepati, akhirnya Drona mengawini seekor kuda,
  • Perwujudan seorang bidadari dari swarga loka yang bernama Dewi Wilutama (Wilotama),
  • yang dahulu diutus oleh Hyang Guru untuk menggoda keimanan Drona, seorang yang disebut telah lulus dalam upaya mencapai kepribadian tertinggi.
Sebuah filsafat wedanta yang terkandung dalam Epos Mahabharata dalam peran Bhagawan Drona dan Dewi Wilutama yang disebutkan melahirkan putra bernama Aswatama.

Dari sinilah, cerita ini berawal.
Penderitaan Drona, sampai ke telinga Patih Gandamana, lalu ke telinga Sucitra, yang kini bernama Drupada.
“Beristri kuda ?”
“Ya, Tuan……”
“Dimana moral manusia seperti itu ? Perbuatan salahtimpal hukumannya berat.
Perbuatan asusila yang mencemari desa. Harus diadakan ruwat dengan upacara kurban kalau masyarakat nelayan itu mau selamat, “ kata Drupada, penuh kemuakan.
***