Aja Wera

Aja Wera adalah ajaran Hindu Bali yang merupakan ajaran-ajaran rahasia yang tidak sembarangan diungkap atau tidak boleh dibicarakan. Seperti misalnya
  • Ashvini Rahasya, 
  • Tripura Rahasya, dll. 
Ada tiga faktor yang memunculkan adanya ajaran-ajaran rahasia atau aja wera ini yaitu :
  1. Ajaran rahasia yang terkait pengalaman langsung (pratyaksa pramana) yang merupakan salah satu jalan dalam Tri Pramana. 
    • Rahasia bukan karena dirahasiakan, melainkan karena terkait pengalaman bathin yang tidak bisa diceritakan dengan kata-kata. 
    • Setiap penjelasan tidak akan pernah bisa mewakili secara tepat, hanya bisa dialami sendiri secara langsung. Karena itu faktor ini tidak bisa dituliskan dan diceritakan.
  2. Ajaran rahasia yang dirahasiakan untuk menghindari kesalah-pahaman publik. Karena ajaran ini terkadang bertentangan dengan logika sebagian besar manusia.
  3. Ajaran rahasia yang dirahasiakan untuk menghindari penyelewengan ajaran. Umumnya ini terkait ajaran tingkat tinggi. Seperti misalnya shakti yoga yang dapat membuat seseorang menjadi siddhi (sangat sakti), laku (praktek spiritual) yang terkait dengan ketelanjangan, dll. Tapi untuk selebihnya ini tidak akan dibahas lagi.
Syarat penting bagi seorang sadhaka untuk dapat diijinkan memasuki jalan rahasia ini adalah ketika cahaya bathin-nya sudah serupa dengan cahaya matahari dan bulan.

Matahari dan bulan bercahaya menerangi semuanya tanpa memilih. Tidak memilih orang harus agamanya apa atau tidak beragama sekalipun, tidak membedakan orang baik atau orang jahat, cantik atau jelek, bodoh atau cerdas, kaya atau miskin, dll.

Semuanya diberikan cahaya terang secara sama, tanpa syarat. Artinya :
Kapan saja kita bisa bersikap penuh welas asih dan penuh kebaikan, secara sama, tanpa syarat kepada semua. Kepada orang yang memuji ataupun menghina, kepada yang baik maupun jahat, kepada yang menolong maupun yang menyakiti, dll, disana kita dapat diijinkan memasuki jalan rahasia ini.
Tugas pertama sadhaka di jalan rahasia adalah mengurangi penderitaan para mahluk. Dalam penjelasan sederhana :
Tidak membalas caci-maki dan hinaan orang lain, tidak marah pada orang yang memarahi kita, tidak menyakiti orang yang jahat, tidak melawan pada yang merendahkan kita, mengalah, dll.
Artinya ketika ada yang,
  • menghujat, 
  • menyakiti, 
  • merugikan, 
  • dan yang jelek-jelek lainnya, 
kita tidak bereaksi apapun kecuali diam, tersenyum dan memancarkan welas asih dan kebaikan. Itu semua sudah mengurangi penderitaan orang lain. Dan bagi para sadhaka dia malah akan memberikan lebih, untuk membuat mereka berbahagia.

Sadhaka seperti ini, bagi yang tidak paham, sangat rawan dicurigai aneh, tidak wajar, lemah, belog polos (bodoh dan lugu), dll. Bagi yang paham akan mengerti bahwa inilah yajna (persembahan) tertinggi.

** Tugas kedua sadhaka di jalan rahasia ini disebutkan untuk menjaga keseimbangan alam semesta ini (karena alam semesta ini harus seimbang).

Dibalik kecenderungan semua manusia yang mengejar,
  • bahagia dan bahagia, 
  • untung dan untung, 
  • menang dan menang, 
  • kaya dan kaya, 
disana harus ada yang menderita, sial, kalah dan rugi. Dan para sadhaka di jalan rahasia, dialah yang mengambil semua yang jelek-jelek itu (agar alam semesta ini seimbang). Seluruh hidupnya dia jadikan persembahan [yajna] bagi mahluk lain dan alam semesta.

Misalnya [contoh] persembahan di jalan rahasia ini :
”Kalau kita dilempar dengan batu, berikanlah bunga”.
Untuk menghindari kontroversi dan konflik, ajaran rahasia ini hanya dilaksanakan bagi para mereka yang sudah siap saja dan tidak diajarkan kepada umum.
Tapi ketika ada orang biasa yang bertanya, akan disampaikan dalam bentuk prosa, bahasa-bahasa puitis dan simbolik.
Dimana pedomannya sederhana, ketika cahaya bathin kita sudah serupa dengan cahaya matahari dan bulan, disana baru kita bisa memasuki jalan rahasia  atau aja wera ini.
........... Demikian penjelasan "aja wera" yang dikutip dari Raja Guhya, Raja Dharma, oleh Rumah Dharma - Hindu Indonesia (ref)
***