Buddha

Pandita Budha, 1920
Koleksi Album Foto Kawitan Krama Hindu Bali
Buddha (Budha) adalah ajaran yang berkaitan agar seseorang menjadi sempurna, 
  • sehingga ia terbebas dari lingkaran punarbhawa dan 
  • mengetahui hakekat kebenaran yang sejati atau kebenaran yang sunyi / kosong ("luang"; Eka Wara).
Dalam naskah Bali Kuno, penyajian ajaran Buddha dalam lontar Tutur Buddha Sawenang disajikan dalam bentuk dialog antar seorang guru spiritual dalam hal ini Sang Buddha Sawenang dengan keempat muridnya yaitu :
  • Sang Buddha Paksa, pergi ke arah Timur untuk menyebarkan ajaran Buddha Tattwa.
  • Sang Buddha Gotama, pergi ke arah Barat untuk menyebarkan ajaran Buddha Gotama
  • Sang Buddha Mahayana, pergi ke arah Selatan untuk menyebarkan ajaran Tattwa Buddha Berawa.
  • Sang Buddha Tulen, (Tulen = "original, asli"; dalam bahasa Bali)

Dalam sejarahnya, dahulu masyarakat Bali merupakan pemeluk dari ajaran Siwa Buddha yang sampai saat ini disebutkan,
Pandita Budha sebagai salah satu Tri Sadhaka yang menjadi pandita utama dalam hal memimpin upacara manusa yadnya & Pitra yadnyapenghormatan dan kewajiban suci kepada para leluhur sehubungan dengan kelahiran kita serta perhatian dan kasih sayang mereka semasa kita hidup di dunia ini.

Sebagai tambahan, Budha/Buddha dalam beberapa kutipan juga dijelaskan,
  • Gautama Budha sebagai Awatara Dewa Wisnu, 
    • Dahulu beliau mengajarkan bahwa seseorang bisa mendapatkan kebahagiaan dengan merasa puas akan apa yang dimilikinya dan menunjukkan kasih sayang pada semua mahluk agar dunia ini bisa tentram dan damai.
  • Sebagai salah satu penyebar ajaran Buddha ini, Sang Buddha Gotama yang sewaktu masih muda bernama Sakyamuni, dikabarkan juga di Bali 
Dalam sejarah Pura Sakenan yang dahulu dibangun kembali oleh para pendeta Buddha (Mpu Kuturan & Dang Hyang Asthapaka) diceritakan bahwa, 
"Kata Sakenan juga berasal dari kata Sakyamuni",
    • Pura Sakenan ini kini menjadi salah satu Pura "Sad Kahyangan" yang sebagaimana juga dijelaskan oleh umat Hindu dalam rayakan hari raya kuningan,
      • Pura ini diceritakan memiliki keunikan dan keistimewaan dibanding tempat suci lainnya di Pulau Dewata, yakni terdapat "Persada" 
        • berupa bangunan yang bertingkat-tingkat seperti limas.
      • Dibangun kembali oleh Dang Hyang Asthapaka, seorang pendeta Buddha. 
        • Hal itu dilakukan karena pendeta buddha itu kagum akan keindahan laut yang berpadu dengan keindahan daratan.
        • memiliki kekuatan suci, sangat baik untuk memuja Tuhan demi keselamatan dan kesejahteraan umat manusia.
Tradisi Bali memang cukup kental dalam setiap tahapan prosesi perayaan, seperti halnya saat perayaan waisak, umat Budha di Bali juga melakukan upacara yang dalam ruangan suci pagoda dengan patung-patung suci lainnya, semua dipasangi canang sari, dengan indahnya sebagai sarana untuk persembahyangan sehari-hari.
dan tradisi peradaban Umat Budha dan Hindu di Bali Kuno ini disebutkan sudah dilaksanakan secara turun temurun dalam kehidupan sosial dan religi.
***