Ratu Ngurah Tangkeb Langit

Ratu Ngurah Tangkeb Langit adalah penjaga dari segala ancaman para bhuta kala yang menjadi penyebab terjadinya ketidakstabilan dan ketidakseimbangan antara Bhwuana Agung dan Bhwuana Alit  yang berkaitan dengan lapisan pembentukan badan manusia atau kehidupan dari setiap mahluk di dunia ini.
  • Dalam kelahiran, Beliau berwujud Sanghyang Anggapati dan pada nantinya mendapat julukan Sang Suratma untuk mengintrograsi atman dan mencatat segala perilaku atau karma manusia ketika mereka masih hidup.
  • Di Sedahan pekarangan rumah, Beliau sebagai penjaga agar menjaga pertiwi sebagai salah satu elemen dasar panca maha butha
  • Dalam penelitian nangluk merana, Beliau sebagai penguasa sawah. 
  • Di Lebuh, dihaturkan segehan sebagai ungkapan terima kasih atau rasa syukur masyarakat Hindu Bali yang telah banyak berjasa dalam kehidupan ini.
Ratu Ngurah Tangkeb Langit dalam Kandapat Sari oleh DewiPortuna juga disebutkan bahwa :
Sebagai penjaga kelahiran, yang paling tua berwujud yeh nyom, yang disebut ANGGAPATI, yg menjadi patih di pura ulun suwi (yang dibangun pada setiap wilayah subak atau beberapa subak yang mempunyai sumber air yang sama), yg bernama I RATUNGURAH TANGKEB LANGIT, yang diikuti oleh Sang Bhuta Swadnya, Sang Bhuta Swasti, Sang Bhuta Tenggara, 
Beliau sbg dewanya sawah, gunung, sbg pemelihara dunia dan dipekarangan 
Beliau berstana di tugu (yg bertempat di barat laut) sbg dewanya segala hewan, bila di dlm badan beliau berstana di Kulit yg disebut Segare Tan Patepi dgn aksaranya “SANG”, berwujud Amerta Sanjiwani, rembesannya keluar dalam bentuk keringat. 
Faedahnya adalah untuk membasmi segala penderitaan, pada badan termasuk penyakit yang berat maupun penyakit yang ringan. 
Demikian pula apabila mendapat penderitaan karena melakukan sumpah Cor, dapatlah diampuni.. penjelmaan Beliau adalah berbentuk langit yg cemerlang, menjadi damuh (air gerimis yg jatuh dr langit pada dini hari) demikianlah saktinya I Ratu Ngurah Tangkeb Langit.
Sesaji/ tetandingan banten aturan kepada Beliau :
Dalam Kanda Pat Sari Part 2, "Ratu Ngurah Tangkeb Langit" menurut Gusti Made Wirawan di fb diceritakan sebagai berikut;
  • Setelah 20 Aksara Tubuh dapat diringkas menjadi 10 Aksara yakni Dasa Aksara, disanalah timbul Dasa Bayu yang dapat dimaksimalkan kemampuannya sesuai keinginan pelaku.
  • Salah satu Aksara itu adalah "Sa", sebuah singkatan pula dari Sadyojata, salah satu aspek dari Siva ketika Beliau berada di wilayah timur dari alam semesta.
Karena sifatnya yang masih Kasar cenderung Destruktif, Aksara "Sa" ini diberikan Candra, Windu dan Nada. Tiga kekuatan dari Tri Murti
Maka suci lah ia dan patut disembah menjadi Aksara "Sang".
Hal sejalan terjadi pula pada salah satu saudara lahir kita Kanda Pat yakni Anggapati. Setelah ia "disucikan" oleh Tri Murti berubah lah nama dan sifatnya menjadi I Ratu Ngurah Tangkeb Langit.
Ia menjadi Dewa nya Bedugul, Persawahan, hewan, tumbuhan, pula Dewa nya para Pemimpin atau Guru Wisesa (Pemerintah). 
Sungguh berwibawa sang Pemimpin bila mampu menghayati ini. Sungguh makmur rakyat sebuah Nngara bila Cerdas memanfaatkan kekuatanNya.
Kekuatannya ini dapat dimasukkan kedalam tubuh melalui mulut, berdiam sebentar di kening kemudian menyebar ke kulit. 
Dapat pula berdiam di Jantung, namun bagi Praktisi Kanda Pat Dewa, Iswara lah yang Ada disana.
Sifatnya yang laksana Angin seperti halnya TriMurti membuat nya dapat disatukan di Palinggih Kemulan
Bila diperlukan apalagi dalam upacara besar menjadi lah Ia Pengrurah di Sanggah Keluarga.

***