Sedahan

Sedahan adalah pelindung untuk menjaga ketentraman dan menolak bahaya sehingga terwujudlah pekarangan dan alam sekitar yang harmonis, bahagia, aman tentram dan penuh kedamaian.

Di alam mayapada ini, 
  • Bumi tidaklah hanya dihuni oleh mahluk-mahluk yang kasat mata, 
    • tetapi juga oleh mahluk-mahluk yang tidak kasat mata, atau roh.
  • Roh-roh yang gentayangan misalnya roh jasad manusia yang belum dilaksanakannya upacara ngaben, atau mati secara tidak wajar. 
    • Mereka akan selalu mencari tempat tinggal dan saling berebutan. 
  • Untuk melindungi diri dari gangguan roh-roh gentayangan tersebut, hendaknya manusia membangun membangun Palinggih Sedahan.
Dalam pengelompokannya disebutkan terdiri dari :

Sedahan bertugas sebagai Pecalang, sama seperti manifestasi beliau di Sanggah merajan yang oleh Nikaariawan dalam kutipan artikel posnya disebutkan sebagai Pangerurah, Pengapit Lawang, atau Patih.

Karena fungsinya ibarat sebagai pecalang yang memberi rasa aman, dan sebaiknya juga memenuhi aspek kesucian dan yang perlu diperhatikan, bangunan Palinggih Sedahan harus memenuhi syarat:
Persyaratan ini disebutkan ditulis dalam Lontar Widhi Papincatan dan Lontar Dewa Tattwa
  • Jika palinggih sedahan tidak memenuhi syarat itu, yang melinggih bukan Bhatara Kala dll, 
  • tetapi roh-roh gentayangan itu antara lain Sang Butacuil.
Jika sedahan karang di-”urip” dengan benar, maka fungsi-Nya sebagai Pecalang sangat bermanfaat untuk menjaga ketentraman dan penuh kedamaian.

***