Catur Lawa

Catur Lawa merupakan empat pura yang mengitari Padma Tiga sebagai penyade Pura Catur Loka Pala sebagaimana yang disebutkan dalam konsep Tri Mandala Pura Besakih sebagai pedoman dasar.

Dalam Gambaran Umum mengenai pura Besakih disebutkan keempat pura tersebut yaitu :
  1. Pura Ratu Pasek, dengan warna putih selaku penyade/penanggungjawab di Pura Gelap
  2. Pura Ratu Pande, dengan warna merah selaku penyade/penanggungjawab di Pura Kiduling Kreteg. 
  3. Pura Ratu Penyarikan, dengan warna kuning selaku penyade/penanggungjawab di Pura Ulun Kulkul 
  4. Pura Ratu Dukuh, dengan warna hitam selaku penyade/penanggungjawab di Pura Batumadeg.
Dimana dikatakan dalam sejarah dukuh sakti, Pura Catur Lawa ini merupakan sebuah tempat suci sebagai kumpulan orang-orang Bali Mula yang mendapat tugas sebagai cikal bakal untuk ngamong (bertanggung jawab) terhadap kelancaran upacara di Pura Penataran Besakih, simbol stana suci Ida Bhatara Gunung Agung/Tolangkir. Pura Besakih yang merupakan lambang satu kesatuan antara Hindu Bali dan Hindu Majapahit.
    Keberadaan Pura Catur Lawa Ratu Pasek yang menurut informasi bagi para warga pasek & umat sedharma hindu Bali, juga disebutkan Pura Catur Lawa ini berkaitan erat dengan kedatangan Panca Tirta yang berasal dari Jawa.
    Maka dari itu Pura Catur Lawa Ratu Pasek juga berfungsi sebagai Pura Dang Kahyangan, yakni pura yang difungsikan untuk menghormati jasa-jasa para pandita atau orang suci.
    Keberadaan Catur Lawa ini sebagaimana dijelaskan pula bahwa :
    • Keluarga Besar Pasek di Bali merupakan keturunan dari Sang Sapta Rsi yang ketujuhnya itu sebagaimana yang disebutkan merupakan putra - putra dari Mpu Gnijaya.
    • Dalam Bhisama Warga Pande sebagai bagian dari Babad Pande, disebutkan pula mengenai keterkaitan antara Pura Penataran Pande dengan Pura Penataran Agung, 
      • karena Pura Penataran Ida Ratu Bagus Pande di Pura Besakih merupakan salah satu bagian dari catur lawa ini sebagai satu kesatuan dengan Penataran Agung Pura Besakih
    ***