Sabda

Sabda (Sabdha) berarti kata, suara, bunyi, bicara, ataupun menyebut. Dimana dijelaskan bahwa :
  • Sabda sebagai salah satu bagian dari Tri Pramana yang disebutkan berfungsi untuk dapat mengetahui dan meyakini sesuatu yaitu :
    • Sabda Tuhan dalam bahasa Daiwiwak merupakan penuntun hidup yang berkebenaran sebagai refleksi keimanan kehadapan Hyang Widhi.
    • Wahyu Tuhan diturunkan secara langsung sebagai sabda Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi yang dalam kronologinya kemudian dihimpun oleh para maha Rsi ke dalam Weda sebagai sumber ajaran Agama Hindu Dharma.
  • Dalam getaran ayat suci Hindu disebutkan pula bahwa sabda dibagi atas 4 bagian yaitu :
    1. Agung suara (ayat sabda) adalah yang paling halus dari empat, dan suara yang dibuat oleh chakra dasar.
    2. Terlihat suara (pashyanti sabda) dikaitkan dengan hati dan diwujudkan sebagai suku kata Om prima.
    3. Tengah suara (madhyama sabda) menggabungkan suara dasar dari alfabet bahasa Sansekerta dan merupakan sumber mantra sekunder.
    4. Manifest suara (vaikhari sabda) adalah suara ucapan manusia, dan dianggap sebagai terendah dari empat kelas.
Demikianlah sabda-sabda tersebut didengar yang selanjutnya melalui mantra Ngaskara Bajra dengan penggunaan genta oleh para sulinggih, sebagai tuntunan di dalam melaksanakan dewa atau widhi yadnya biasanya diucapkan :
OM .......

Abhiwada wadanyam, Ghanta sabdha prakasyate

OM Ghanta sabdha mahasrestah, Ongkara parikirtitah

Candra nada bhindu drestham, Spulingga siwa twam ca .....
Dengan upacara yadnya yang selalu dilengkapi reringgitan yang bersumber dari bahasa daiwiwak disebutkan pula sebagai bahasa sabda dewata yaitu wahyu Tuhan sebagai penuntun hidup yang berkebenaran.
Karena dalam kronologi turunnya wahyu Tuhan disebutkan bahwa Sanghyang Widhi lah disebutkan sebagai sumber dari sabda itu.
Oleh pada maha Sapta Rsi dengan kesucian pikirannya dapat didengar sebagai Weda Sruti, menjadi sebuah kebenaran yang abadi dan bernilai universal. Artinya dapat berlaku sepanjang masa dan di mana pun di bumi ini.
Diceritakan dahulu, tersebutlah sebuah kisah yaitu Rsi Markandeya yang mendapat sebuah sabda dan akhirnya Beliau bersama para pengikutnya mengadakan perjalanan suci ke Bali,
  • Pada suatu hari Beliau mendengar sebuah sabda dari akasa dan melihat sinar menjulang ke Akasa, 
  • Sabda didengar dari leluhur,
    • Beliau Hyang Jagatnatha, dan Sabda itu memerintahkan Mahayogi Markandeya pergi ke arah timur yaitu Bali pulina. 
    • Sebelah timur Tanah Jawa, dan di Sabdakanlah itu, 
      • karena di Bali Pulina ada Stana Para Dewa yaitu di Gunung Tohlangkir (Gunung Agung). 
      • Yang pada saat itu disebut Giri Raja,
Dalam sabda tersebut, beliau mendengar bahwa Gunung itu merupakan potongan dari Gunung Maha Meru yang dibawa Hyang Pasupati untuk mengunci dunia saat itu.
Akhirnya Mahayogi markandeya pergi ke arah Timur Bali sesuai sabda tersebut dengan diiringi para pengikutnya untuk mendirikan sebuah Pura terbesar di Bali yaitu Pura Besakih dengan fungsi utama sebagai simbol alam semesta, stana Tuhan Yang Maha Esa.
***