Cicing

Cicing adalah anjing dalam bahasa Balinya atau juga disebut "Asu" sebagai salah satu jenis beburon di Bali.

Secara ilmiah, disebutkan bahwa anjing Bali sudah ada sejak 12,000 tahun lamanya. Mereka disebut proto dogs atau anjing pertama, yang terbentuk dari evolusi serigala saat zaman purba. Mereka benar-benar merepresentasikan sahabat terbaik manusia dan dikatakan menjadi seekor anjing yang berjasa.
Dimana pada zaman dahulu diceritakan Sang Bhuta Asu merupakan panjak dari Ratu Gede Mas Mecaling sebagai salah satu kesaktian Kanda Sanga beliau.
Dan berkaitan dengan upacara Bhuta Yadnya, seekor anjing dengan warna yang berbeda-beda disebutkan sebagai berikut :
Dalam kehidupan agraris masyarakat Bali dari sejak zaman dahulu juga diceritakan selain hidup bercocok tanam atau bertani, rakyat juga memelihara anjing untuk pengawasan ladang & binatang ternak mereka dimana dalam mitos dan sejarah yang sangat tua, anjing Bali disebutkan juga bahwa :
Anjing Bali bukanlah anjing tanpa asal-usul, melainkan ditengarai sebagai proto-canine, anjing murni, yang berevolusi dari hewan-serupa-serigala (yang juga disamakan dengan Dingo Australia-padahal umur anjing Bali ini lebih tua dari Dingo) untuk bisa hidup berdampingan dengan manusia. 
Mereka tidak lagi seperti masa berburu, namun sekarang mereka hanya dapat bertahan hidup sebagai hewan peliharaan dengan makan dari sisa-sisa perburuan dan makanan manusia.
Meski kepada anjing sekalipun, sedekah yang diberikan kepadanya itu, tidaklah sia-sia adanya dan niscaya berpahalalah pemberian sedekah itu.
Karena loyalitas dan ketulusannya akan menjadi dorongan untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk membantu orang-orang yang penting bagi mereka.[menurut Shionya]
***