Gunung

Gunung [ENG : Mountains] adalah giri dalam bahasa Bali kunonya yang dimana dahulu disebutkan bahwa :
  • Pegunungan yang cantik itu disebut dengan Giri Putri
    • Salah satu saktinya dari Siwa yang bertugas untuk dapat melebur segala hal yang buruk dan menguatkan kehidupan spiritual.
  • Gunung oleh umat Hindu khususnya di Bali diyakini sebagai istana para dewata atau para leluhur yaitu :
    • Gunungan yang berupa kayon, mengingatkan kita pada tari Sivanataraja dalam menciptakan alam semesta.
    • Dimana tujuh gunung melalui tujuh konsep sapta giri yang dicetuskan oleh Hyang Gnijaya Sakti seperti salah satunya yaitu Gunung Agung;
      • Tempat dimana dahulu seorang Mahayogi yang amat bijaksana bernama Rsi Markandeya untuk membangun tempat suci disana;
      • yang harus dilalui melalui punden berundak, bertingkat - tingkat namun terlihat teras-teras yang begitu indah untuk mencapai puncaknya.
Simbol gunung yang suci bagi penganut Hindu diberi istilah méru sebagai representasi dari sistem kosmos (alam raya) dimana dalam makna tumpeng dijelaskan bahwa :
  • Bentuk kerucut gunungan (méru) ini juga melambangkan sifat awal dan akhir, simbolisasi dari sifat alam dan manusia yang berawal dari Tuhan dan akan kembali lagi (berakhir) pada Tuhan. 
  • Selain Gunung Agung, tempat Pura Agung Besakih yang ada di Bali, di banyak kebudayaan dunia, gunung juga dianggap suci atau mistis seperti halnya :
    • Orang Yunani menganggap gunung Olympus sebagai tempat bersemayamnya Zeus. 
    • Di Hawaii masyarakatnya percaya kalo gunung Mauna Kea adalah tempat tinggal Pele. 
    • Di pegunungan Himalaya banyak dibangun kuil-kuil. 
    • Kalo di Indonesia sendiri kita mengenal legenda Nini Pelet dari puncak gunung Ciremai atau mak Lampir dari gunung Merapi.
Gunung yang awalnya juga dalam adiparwa dijelaskan merupakan pusat atau tempat dimana tirtha amrta air suci kehidupan abadi itu mengalir yang dalam kesepakatan dibuat bersama oleh para dewata saat Pemutaran Gunung Mandara Giri diceritakan,
  • Dewa Wisnu pun memperbanyak dirinya, juga duduk di atas puncak gunung tersebut. 
  • Hasilnya, 
    • meskipun terus menerus diputar, gunung itu tetap pada posisinya, tidak tenggelam karena telah disangga oleh seekor kura-kura kosmik bhadawang nala, dan begitulah dikisahkan, 
    • tatkala jaman bahari di nusa Bali masih berkeadaan goncang bagai perahu di atas lautan selalu goyang dan oleng. 
    • Sebagian lereng Gunung Mahameru itulah diterbangkan ke Bali, dimana si Badawang nala diperintahkan diam bertahan di pangkal gunung tersebut.
      • sebagai simbol gerak dinamis kehidupan di bumi ini yang dijadikan dasar fungsi dan motif hias pada padmasana yang merupakan simbol/niyasa yang mewujudkan Hyang Widhi secara lengkap, 
      • baik ditinjau dari konsep horizontal maupun vertikal.
Sebagai keseimbangan natural spiritual dengan pelaksanaan upacara Nyegara Gunung yang berorientasi kepada gunung dan lautan, 
  • segara atau lautan sebagai lambang predhana 
  • dan Gunung sebagai lambang purusa
Gunung (giri, meru, parwata) memberikan kerahayuan (amreta) kepada manusia yang hidup di kaki dan datarannya. 
Selain itu, gunung merupakan pusat orientasi kesucian bagi umat Hindu, gunung - gunung dipandang sebagai satu kesatuan sehinga muncul konsepsi panca giri
Kitab-kitab yang mengajarkan ajaran yoga, pertama - tama menguraikan tentang Gunung Mahameru sebagai tempat Sthana Hyang Siwa yang digambarkan sebagai pusat padma dunia raya. 
Bagi seorang sadhaka, gunung itu terletak di sahasrara padma, di kepala manusia, tempat Hyang Siwa menurunkan ajaran - ajaranNya yang kemudian dicatat dalam berbagai Yamala, Damara, Siwasutra dan Kitab Tantra dalam bentuk tanya jawab (dialogis catekismus) antara Hyang Siwa dengan Saktinya Dewi Parwati. .
Gunung dalam alam sakala maupun niskala sangat penting bagi umat Hindu, dipandang sebagai linga acala, linga yang tidak bergerak.
Begitulah disebutkan, keberadaan gunung yang teramat penting bagi kehidupan ini, sehingga sewajarnya masyarakat Bali sampai saat ini tetap berpegang pada konsep Wana Kerti sebagai upaya untuk menjaga kesucian atau kelestarian hutan dan pegunungan secara sekala dan niskala.
***