Jalan Dharma

Jalan Dharma adalah realisasi dharma dibawah bimbingan para sulinggih agar bisa manunggal dengan Tuhan Sang Pencipta.
Sebagai jalan abadi yang disebut sanatana dharma berdasarkan atas kitab suci weda dengan sabda atau wahyu suci yang sebenarnya.
"Belajarlah memandang orang lain dari sudut pandang positif dan lembut" 
Karena jika kita menghakimi orang lain, secara pasti akan membuat kejernihan dan kedamaian di dalam diri menghilang. Kita tidak saja sedang menanam bibit-bibit kekerasan di dalam diri kita sendiri, tapi juga sedang menanam bibit-bibit kekerasan pada orang lain.

Belajarlah memandang orang lain dari sudut pandang positif dan lembut. Karena disaat itu juga kebencian, kemarahan dan kesombongan lenyap dari pikiran kita. Kemudian memberikan ruang pada belas kasih dan kebajikan di dalam pikiran kita. 
Hal ini tidak saja memurnikan jiwa, tapi sekaligus juga akan mengirimkan pancaran energi kesejukan dan kedamaian kepada orang lain.
Sudah sering terbukti jika kita dapat memandang orang lain siapa saja, atau mahluk apa saja, dengan sudut pandang positif dan lembut, dalam jangka waktu tertentu sifat orang atau makhluk tersebut lama-kelamaan juga akan berubah menjadi positif dan lembut. 
Disebabkan karena pancaran energi kesejukan dan kedamaian yang terus kita kirimkan.
Kita tidak saja akan menyelamatkan diri kita sendiri tapi juga menyelamatkan orang lain. 
Hal ini juga yang kemudian akan menghindarkan kita dari kemungkinan garis nasib yang panas dan sengsara.

Begitu juga adanya kelahiran kembali dengan sistem reinkarnasi yang telah ada, hal ini terjadi karena disebutkan manusia harus menanggung hasil karma wasana pada kehidupannya yang terdahulu.
Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia menentukan nasib baik/buruk yang akan ia jalani berdasarkan Hukum Karma (Rta) yang telah diciptakan Tuhan.
Apabila manusia tidak sempat menikmati pada kehidupan saat ini, maka akan dinikmati pada kehidupan selanjutnya. Karma phala sebagai hukum sebab akibat. 
Keadaan manusia (baik suka maupun duka) disebabkan karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani kehidupan sebelumnya.
Perputaran itu tidaklah terputus sampai Ia melepas belenggu maya dan menghancurkan Awidya / ketidaktahuan, dan tujuan dari kelahiran kembali adalah lepas dari pengaruh material dan mencapai Moksa dengan kebahagiaan abadi sebagai salah satu tujuan hidup manusia pada nantinya.
***