Lontar Tentang Upacara Agama Hindu

Lontar yang berisikan tetandingan banten (bebantenan) atau upacara keagamaan adalah :
Sebagai tambahan sebagaimana disebutkan,
  • Upacara yadnya untuk mebayuh otonan, sesuai yang tersurat dalam lontar Dharma Kauripan dan Janma prawerti.
  • Dalam Lontar Aji Fanantaka dan Kunti Sraya, menyebutkan ada beberapa tanaman yang dapat dan tidak dapat dipakai sebagai kelengkapan upakara yadnya sebagaimana yang disebutkan dalam aspek relegi pertamanan tradisional Bali
  • Tawur Kesanga dilaksanakan di Catus Pata menurut Lontar Dewa Tattwa dan Lontar Eka Pratamabahwa.
  • Menstanakan Dewa Pitara di Kamulan juga dinyatakan dengan sangat jelas dalam Lontar Pitutur Lebur Gangsa dan Lontar Sang Hyang Lebur Gangsa
  • Dalam Lontar Rare angon dikatakan bahwa : “ Banten Bayakaon inggih punika maka sarana ngicalang sekancanin pikobet-pikobet sane nenten ecik, dumugi sidha galang apadang”. 
  • Metatah dalam Lontar Dharma Kahuripan, Ekapratama, dan lontar Puja Kalapati, disebutkan bahwa tata cara pelaksanaan upacara potong gigi ini yaitu kedua taring atas dan empat gigi seri pada rahang atas dipahat tiga kali secara simbolis sebelum pengasahan (perataan) giginya dilakukan lebih lanjut.
  • Lontar Tegesing Sarwa Banten, menjelaskan tentang arti dan simbol sarana tetandingan banten.
  • Dharma Pemaculan berisikan tetandingan banten, mantra dan cara dalam masa bercocok tanam.
Demikian disebutkan beberapa hal tentang lontar upakara yadnya.
***