Neraka

Neraka adalah alam bawah bhur loka dengan 7 lapisan alamnya yang disebut sapta petala.
Dikuasai oleh Dewa Yama dan dihuni oleh para ashura atau mahluk-mahluk bawah (bhuta kala) yang tidak baik dan para atma yang diselaputi oleh karma wasana yang terlalu banyak bersifat asubha karma semasa hidupnya.
Mengakibatkan terjadinya siksa neraka yang juga disebutkan berasal dari avidya (kegelapan batin), paapa-bija (benih reaksi dosa), dan paapa (reaksi dosa).
Dalam siklus samsara jika memiliki karma/perbuatan buruk dikatakan bahwa :
Setelah mengalami kematian, kemudian Atma akan menjadi hantu gentayangan, atau ditarik masuk terbawa ke dimensi alam-alam bawah [Bhur Loka], atau terlahir kembali sebagai hewan [binatang], atau bahkan masuk alam bawah yang paling gelap dan sengsara, yaitu alam neraka ini.

Sedangkan kelahiran kembali menurut neraka syuta nantinya akan mengakibatkan penjelmaan yang penuh dengan penderitaan.

Dan Siksa Neraka menurut Lontar Kunjarakarna Dharmakatana disebutkan yaitu :
  • Neraka Tapana yaitu ruang tertutup berbau amis bercampur sengak oleh uap yang menyembur dari ketel panas.
  • Neraka Raurawa yaitu tangis dan jeritan panjang yang khusus digunakan buat manusia pengobral janji, berkata kasar, atau besar mulut dan terutama pembohong.
  • Neraka Awici yaitu alam setan yang diperuntukan buat roh yang semasa hidupnya sering menghina agama.
Di dalam konsep Surga-Neraka menurut pandangan Hindu lanjutan disebutkan bahwa :
Sangat sedikit mantra ataupun sloka yang menjelaskan konsep neraka mengingat Hindu mengakui terjadinya reinkarnasi atau proses kelahiran kembali dan konsep Moksha. 
Di Hindu, Neraka dikatakan merupakan balasan yang diterima pada saat reinkarnasi atau dalam proses kelahiran kembali. 

Di dalamnya kita di berikan dua pilihan yang berdasar pada perbuatan kita pada masa hidup terdahulu, yaitu reinkarnasai sorga, alam swah loka atau reinkarnasi Neraka.
Reinkarnasi Sorga ada dalam proses kelahiran kembali kita mendapatkan takdir yang lebih baik, 
sedangkan reinkarnasi neraka apabila kita dilahirkan dengan takdir yang lebih buruk. 
Di Hindu, kelainan fisik pada saat kelahiran dapat dijelaskan sebagai sebuah bentuk penebusan dosa terhadap segala perbuatan yang buruk yang pada masa hidup yang pernah di lakukan.

Bagi umat Hindu, kehidupan ini adalah suatu perjalanan yang saling berhubungan dan berjalan terus menerus. Dalam kerangka Tuhan Maha Pengampun, Hindu menjelaskan :
"setiap manusia selalu di berikan kesempatan untuk selalu memperbaiki dirinya dalam beberapa kali masa kehidupan untuk kemudian mencapai tujuan tertinggi dalam Hindu, yaitu Moksha", bersatunya atman dan brahman sebagai jiwa dari Bhuwana Agung, alam semesta dan seluruh kehidupan di alam ini yang disebut Sang Hyang Widhikarena Dialah asal segala yang ada ini.
 ***