Pindah Agama

Pindah Agama adalah sesuatu yang wajar oleh seseorang yang belum meyakini kebenaran atas agamanya dan itu sejatinya hak setiap orang yang patut dihormati karena bersifat pribadi yang menyangkut hubungan antara manusia dengan Tuhan, sang pencipta.
Sejatinya sebuah agama disebutkan merupakan keyakinan sebagai penuntun untuk dapat mengetahui hakekat dan tujuan hidup yang sebenarnya, baik di dunia ini maupun nantinya di akhirat kelak.
Dalam pandangan pindah agama menurut Hukum Hindu yang umumnya disebabkan oleh suatu perkawinan sebagaimana disebutkan bahwa : 
Dalam keadaan sudah terlanjur cinta ditambah lagi adanya desakan dari keluarganya maka orang yang mempunyai lemah mental dan lemah keyakinan akhirnya meninggalkan agamanya. ditambah lagi dengan alasan lain yaitu adanya undang-undang perkawinan yang menyatakan pasangan pengantin tidak boleh berlainan agama. 
Dari sinilah pangkalnya orang-orang itu pindah Agama Hindu yang disebabkan lemahnya pemahaman sehingga karena sebuah cinta mereka berani meninggalkan agamanya.
Beragama intinya juga untuk mencapai kebahagiaan dimana disebutkan juga kemungkinan orang yang meninggalkan agama Hindu itu, di dunia ini kemungkinan ia akan bahagia.

Namun kebahagiaan di dunia ini sejatinya juga disebutkan bersifat sementara dan hanya bisa dinikmati semasih hidup.
Kebahagiaan ini akan lenyap dengan sendirinya seiring orang itu meninggalkan dunia. Tetapi, yang kekal abadi adalah kedamaian yang hanya dapat di raih melalui agama (sraddha dan bhakti, serta spritual).
Maka dari itu janganlah menunda waktu untuk berbuat baik sedini mungkin. Menentukan kebahagiaan dan kedamaian seseorang (yang biasanya disebut nasib) sejatinya merupakan karmawasana yang pada kehidupan sebelumnya yang dibawa sejak lahir ditambah karma sekarang semasih hidup.

Terkadang juga menurut beberapa agama dimana sorga disebutkan sebagai tujuan akhir hidupnya setelah melewati dan menanti sekian lama di alam kubur; 
Namun sejatinya sorga disebutkan hanyalah merupakan persinggahan sementara yang dalam Bhagawad Gita dinyatakan bahwa :
”Setelah menikmati sorga yang luas, mereka akan kembali lahir atau reinkarnasi ke dunia ini";
Swarga hanyalah sebagai tempat kesenangan sementara, sedangkan kebahagiaan yang sejati adalah Moksha, bersatunya Atman (Jiwa) dengan Brahman (Sang Pencipta).
***