Ronsen Niskala

Ronsen Niskala adalah sebuah ritual yang berfungsi untuk dapat mengetahui kebenaran secara niskala dalam sebuah ritual mapinunas yang dilakukan melalui seorang Jro Balian sebagai pengantar spiritual. 

Dikisahkan, seorang pria remaja datang diantarkan oleh temannya ke Kamar Suci Bali Niskala untuk dapat dironsen,
Mukanya kelihatan begitu jenuh dengan masalah yang dihadapinya.
Sebuah kisah sedih dari seorang penangkilan sebut saja namanya "Si Penangkil" yang dironsen secara niskala di Kamar Suci Bali Niskala yang dalam hukum Hindu di fb diceritakan :
Saking sedihnya kisahnya ini, ada seorang penangkilan lain yang menunggu giliran ngantre pun ikut menangis diluar Kamar Suci.

Karena masih banyak penangkilan (pengunjung) yang ngantre, Jro Balian pun segera bertanya untuk mempersingkat waktu.” Punapi niki? Napi sida tiang bantu?”

Pria itu pun menyahut dengan sedikit ragu dan takut”
Begini Jro, saya punya pacar, kini dia inguh dan bingung… 
katanya ada yang sering manggil2, mendengar sesuatu. Ia inguh Jro”.
Jro Balian menjawab :
"Ohh kalau ingin Ronsen niskala, pacarnya itu harus dibawa kesini, tapi tak apa, coba kita nunas ica sareng2..semoga Beliau mengasi petunjuk apa yang terjadi”
Mereka pun ngaturan pejati dan mencoba mapinunas apa sebenarnya yang terjadi, dan biasanya Jro Balian langsung mendapat petunjuk lewat bisikan atau bayangan sekilas dengan ciri2 khusus.

Tapi entah kenapa, setelah ngaturan pejati tersebut salah satu sesuwunan langsung masuk ke tubuh Jro Balian dan memberi nasehat pada anak muda ini,
"Kenken ning? Jani suba merasa inguh? Keweh?“
“Ngih..ngih….ampura Ratu Bhatara” Jawabnya sambil ketakutan.

Ida Bhatara Mebaos :
“Anak mule keto, yen suba nyalanan demen, ensap teken keweh ane lakar teke, lakar keweh ngubatin jatma sane sakit ento. Kengken pidan tusing merasa bes sanget nyalenin demen?”
“Na..na..pi nika? Nenten uning titiang?” dia bingung serasa tak tau apa yang dimaksud.

Ida Mebaos” tusing merasa suba taen ngelah pianak?”
Dia pun langsung menunduk dan menangis” ampuraaaaaaa………………Ra­tu Bhatara, iwang tiang…nunas ampuraaaa…….” Dia terus nunas ampura dan meminta maaf.
Ida Mebaos :
”Panak cening ento anak keduduk teken wong samar. Ia anak tusing patut mati, ia dot hidup. Sakewala kutang cening ( digugurkan ). Jani atma ia kepelihara teken wong samar, ene ia jani suba mai”
Seketika Roh anak yang digugurkan itu bersama nenek tua datang ke Kamar Suci, pria itu pun melihat samar – samar. Dan ia bilang mau meminjam tubuh Jro Balian untuk komunikasi. Jro Balian pun persilahkan.

Dengan gaya anak anaknya ia ngomong dengan bapaknya, melalui tubuh Jro Balian. Saking sedihnya kisahnya ini, ada seorang penangkilan lain yang menunggu giliran ngantre pun ikut menangis diluar Kamar Suci.
Anak yang digugurkan tersebut akhirnya menyapa :” Bapak…Pak! Pak……Bapak“
Anak Muda itu menangis tersedu-sedu : "Ngih…Ngih..”
“Ini adek Pak” kata anaknya.
“ya..ya”katanya sambil menangis.
“Bapak jahat ama Ibu, bapak ninggalin adik sendiri. Adik takut Pak!”
Anak muda ini menangis, sambil sujud : ”maafkan bapak..maaf…”

Anak jawab lagi :
”adik sendiri nangis di jalan, udah malam, sepi… untung adik dilihat nenek adik diajak….kerumahnya. Tapi disana dingin Pak…Masuk Ke Goa..goa..dan banyak orang serem – serem”
Anak muda tambah nangis seolah menyesali telah mengggurkan anaknya dengan pacarnya :
” maaf..kan bapak dik….maaaf…..”.
Anaknya pun menjawab :
”Bapak sama ibu jahat..jahaaaaaaat…a­naknya ini pun menangis. Bapak sama ibu gak kasihan sama adik…adik..kangen sama bapak ibu! Adik takut disana, banyak orang serem2…adik kedinginan disana Pak!. Bapak jahatttt……………….gak sayang sama adik!”
Pria muda ini tambah menangis :
” Maaafkan….Bapak, tapi sekarang ibu sedang sakit….dia bingung dan ingin bunuh diri
Anaknya menjawab :
”itu karena bapak dan ibu jahat. Adik yang trus nyari ibu! Biar ada ajak adik disini, ngasi adik susu…ngajak adik main2. 
Adik kan sendirian disini, hanya ada nenek dan teman2nya!. Biar aja ibu mati, dan ketemu adik”.
Pria muda ini menangis, dan berkata, ” maaafkan bapak adik…maaaf……!”
“ Tidak!, bapak sama ibu jahat. Pokoknya sekarang bapak harus belikan adik baju tebal, taruh di atas almari, kasi susu, dupa, canang dan permen!”
“Ya..ya……” akan bapak sediakan.

Anaknya pamit dan berkata, ” adik pergi dulu, nenek gak punya waktu banyak ngatarin adik.
“Ya..ya..”, pria muda ini pun matanya sampai merah menangis,
menanggung semuanya atas kesenangan sesatnya.
Semua telah terjadi, dan yang menjadi masalah baru, pria ini sudah putus sama pacarnya itu, karena pacarnya sudah sakit kayak orang stres.
Apakah yang akan terjadi? Sang Karma dan Sang Waktu lah yang akan bisa menjawab. Semoga mereka berdua kembali pada jalan yang benar.
Demikianlah kisah nyata sebuah aib kelurga dengan aborsi sebagai perbuatan brunaha yang membawa pataka diceritakan dalam salah satu kiriman status akibat aborsi dalam hukum Hindu di Fb dan semoga yang membaca kisah ini mendapat pelajaran dari kasus teman kita ini. 
"Jangan sampai kesenangan sesaat sampai mengorbankan nyawa mahluk hidup yang mempunyai hak untuk hidup".
***