Sanjiwani

Sanjiwani adalah kekuatan kesucian skala dan niskala dalam mengatur sifat moha dan loba yang perlu dikendalikan dan dinetralisir dalam kehidupan ini.

Sanjiwani dalam kekuatan air suci, mantra ataupun dalam ajian amertha kehidupan sebagaimana dijelaskan :
  • Tirtha Sanjiwani sebagai anugerah dari Widyadari Gagar Mayang sebagai Prabhawa Nya dalam kekuatan Sang Hyang Iswara yang berfungsi sebagai pelebur atau pralina kehidupan ini.
    • Dengan percikan tirtanya, 
    • Mirah Merta sanjiwani juga disebutkan dapat digunakan untuk memusnahkan efek dari kutukan atau yang terkena sumpah cor.
  • Dan dengan tambahan celemik pada canang merake khususnya dibagian atas yang berisi pisang kayu sebagai simbul nunas Amertha Sanjiwani, kebiyuhdayaan serta memohon sifat kebijaksanaan.
  • Sedangkan Mantra Sanjiwani Hindu Bali dalam keterangannya di Fb disebutkan dapat diucapkan sebagai berikut :
    • Om anugraha amrtādi sanjiwani ya namah swāha.
    • Oh Hyang Widhi, semoga makanan ini menjadi penghidup hamba lahir dan batin yang suci.
  • Sebagai bagian dari panca tirtha disebutkan aksara sucinya Sang untuk penglukatan (pembersihan) di timur.dengan warna putih.
Sukra yang juga disebutkan merupakan bhagawan sebagai pengatur sifat moha dan lobha tersebut dan berkat keperkasaan salah satu muridnya yang bernama Sang Kaca sebagaimana diceritakan babad Bali dalam Mahabaratha kecil tersebut
Sang Kaca dapat mengatasi semua rintangan yang menghadangnya untuk mendapatkan ilmu gaib 'sanjiwani' tersebut dari Bhagawan Sukra.
Aji Amertha Sanjiwani sebagai ilmu pengurip-urip dalam persaingan belajar dari murid-muridnya untuk memperebutkan ajian tersebut diceritakan sebagai berikut :
Salah satu muridnya yang bernama Sang Kaca dalam wiku pegat pegatwangsa disebutkan harus rela kehilangan nyawanya berkali-kali yang dibunuh oleh para Detya dan raksasa untuk mendapatkan ilmunya sang bhagawan tersebut.
Nah untuk itu, akhirnya Sang Kaca yang disebutkan merupakan putra dari Ida Bhatara Wraspati dalam wrespati tattwa diceritakan harus bersusah payah agar mendapatkan ilmu tersebut dari sang bhagawan. 
Entah itu disuruh nyabit oleh sang bhagawan, membersihkan sawah, punduk sawah dan lain sebagainya. 
Dan selama berguru ini, 
ternyata pihak raksasa tidak setuju alias tidak suka dengan Sang Kaca ini. Karena begitu ngototnya ingin belajar, berkali-kali Sang Kaca ini dibunuh oleh para raksasa ini, namun berkat kesaktian Bhagawan Sukra, hiduplah lagi Sang Kaca. Berkali-kali hal ini terjadi.
Pada suatu kejadian lain lagi, akhirnya oleh para raksasa dalam upaya untuk membunuh Sang Kaca ini berubah. 
Raksasa mebat dengan membuat masakan yang amat besar dengan membuat Lawar beraneka ragam. 
Dan ternyata lawar ini berasal dari dagingnya Sang Kaca. Karena begitu setianya dengan Sang Bhagawan maka dihaturkanlah lawar ini ke griya.
Sejak sore bhagawan kebingunan mencari Sang Kaca ini, dan pas malam harinya, dia merasa aneh dengan lawar yang dimakannya dan ketika ditanya, 
ternyata memang benar Sang Kaca sudah ada di dalam perut sang Bhagawan.
Di sinilah kesaktian Bhagawan Sukra didapatkan oleh Sang Kaca. Sang Kaca disuruh merapalkan mantra pengurip. Dan setelah hafal, dia disuruh keluar lewat perut Sang Bhagawan. 
Setelah mantra matang dipelajari, keluarlah sang Kaca dengan membedah perut Sang Bhagawan. 
Sesuai amanat, Sang Kaca pun akhirnya menghidupkan Sang Bhagawan lagi.
***