Padewasan

Padewasan (atau Pedewasan; pa+dewasa+an) adalah cara identifikasi terhadap hari yang baik dan hari yang jelek (ala ayuning dewasa), jelasnya pengetahuan untuk menentukan hari baik dan hari yang jelek.
Kata dewasa menunjuk pada harinya pa-dewasa-an menunjuk pada caranya. 
Dewasa merupakan hari yang baik menurut perhitungan larikh Bali (wariga) yang mendapat awalan pa dan akhiran an menjadi padewasaan atau pedewasaan.

Dalam menetapkan padewasaan menurut teks wariga terdapat aksioma, sbb :
  • Wewaran alah dening wuku,
  • wuku alah dening tanggal pangelong,
  • tanggal pangelong alah dening sasih,
  • sasih alah dening dauh,
  • dauh alah dening Sang Hyang Triodasa Saksi
Berarti, sejelek-jeleknya Padewasaan itu dapat di ruat dengan banten yang disebut dengan pamarisudha mala dewasa, dengan tetandingan banten tersebut, asal tidak bertentangan dengan ketentuan baku dalam sastra atau hukum agama dan disaksikan oleh Sang Hyang Triodasa Saksi (13 saksi) yaitu Aditya, Chandra / Agni, Apah, Akasa, Pritiwi, Atma, Yama, Akasa, Ratri, Sandhya, Dwaya. Demikian disebutkan dalam kutipan Bab I Jyotisa Wedangga.

Sebagaimana disebutkan pula dalam kutipan tersebut, dasar utama dipergunakan dalam padewasaan wewaran merupakan interpretasi wariga dalam menetapkan baik atau jelek (ala-ayu) dari masing wewaran tersebut dari Eka Wara hingga dasa wara.

Demikian disebutkan baik - buruknya padewasaan dalam upacara yadnya yang juga dapat diruat dengan banten pamarisudha mala dewasa.
***