Siksa Neraka

Api berkobar dan panas yang luar biasa
dibawah jembatan tali Titi Ugal Agil.
Siksa Neraka adalah penyiksaan oleh para penguasa neraka di alam bhur loka terhadap atma / roh dari manusia-manusia yang semasa hidupnya telah banyak berbuat dosa;
Yang selain bersumber dari diri sendiri, noda dosa dari klesha ini juga berasal dari avidya (kegelapan batin), paapa-bija (benih reaksi dosa), dan paapa (reaksi dosa).
Sehingga disebutkan sangat penting dilakukan upacara penebusan atma sang lina bagi orang yang telah meninggal dunia sebelum dilaksanakan upcara ngaben yang bertujuan untuk dapat menetralisir dan menghindari kemungkinan - kemungkinan buruk, karena perbuatan dosa juga dapat menjerumuskan kedalam penderitaan di alam neraka ini.
Dalam Lontar Bhima Swarga disebutkan bahwa :
  • Neraka diceritakan dikuasai oleh Dewa Yama dan dihuni oleh para ashura atau mahluk-mahluk bawah (bhuta kala) dan mahluk-mahluk raksasa yang menyeramkan untuk menghukum para pendosa seperti halnya :
    • Atma yang semasa hidupnya malas bekerja akan dicemplungkan (dimasukan) ke bejana besar oleh Bhuta Abang dengan air mendidih yang disebut kawah gomuka dimana bhuta ode-ode yang meniup api di bawahnya sehingga airnya terus mendidih.
    • Sang Bhuta Mandar dan sang Bhuta Mandir dua Raksasa bengis saudara kembar sedang menggergaji kepala atma wong alpaka guru (tidak pernah taat pada guru), atma yang tidak melakukan kewajiban sebagai putra yang baik karena melalaikan kedua orang tuanya.
  • Ada lagi atma yang merintih kesedihan dan menanyakan kepada Bhagawan Penyarikan
    Mengapa hamba mengalami siksaan seperti ini, padahal ketika semasih hidup hamba rajin menjalankan yadnya dan berdana punia.
    Pertanyaan sang atma tersebut dijawab dengan pertanyaan lagi oleh sang Bhagawan :
    “Apakah semua itu engkau haturkan tersebut berasal dari pekerjaan yang benar berdasarkan dharma ?”
Atman bersifat Nitya yang berarti bersifat abadi, itu berarti bahwa :
  • Catatan atas kebaikan dan keburukan akan selalu melekat pada sang atma sebagai jiwa dari roh manusia.
  • Adanya keyakinan terhadap samsara dengan cara manumadi kembali disebutkan memberikan peluang pada kita agar dapat memperbaiki dan menyempurnakan karma wasana terdahulu sebelum mencapai kualitas sorga dalam tingkatan alam swah loka, sebuah tempat dimana suatu kebahagiaan dan keabadian itu berada.
Dan sebagai tambahan :
  • Dengan melaksanakan upacara metatah disebutkan mengandung pengertian yang dalam bagi kehidupan umat Hindu yaitu :
    • Pergantian prilaku untuk menjadi manusia sejati yang telah dapat mengendalikan diri dari godaan pengaruh sadripu.
    • Memenuhi kewajiban orang tuanya pada anaknya untuk menemukan hakekat manusia yang sejati
    • Untuk bertemu kembali di Sorga (swah loka) antara anak dengan orang tuanya setelah sama – sama meninggal dunia.
  • Sebagai salah satu tujuan dari pelaksanaan upacara ngaben untuk dapat menyelamatkan Manusia dan habitatnya; menuju Jagadhita dan moksa yaitu suatu keadaan kebahagiaan yang tidak disusul oleh kedukaan di alam neraka.
***