Wikan

Wikan artinya pandai dan berpengetahuan.
Dimana dalam kehidupan brahmacari sebagai orang yang berpengetahuan cukup disebut sebagai “dyatmika” seterusnya ia akan menjadi “widya” yang berarti dapat berprilaku bijaksana. 
Sehingga menjadi seorang pandita juga sering disebut sebagai “Wiku” asalnya dari kata “wikan” yang artinya pandai.
Dalam Geguritan Sucita ada disebutkan seperti berikut :
Kawikanan mamunahang, pangering tambete sami, sakancan laraning jagat, yadin mala ngebek gumi, kawikanan nglebur sami, wireh wikane puniku, panglukatan pabresihan, miwah pangentase jati, iku tuhu, sariran Sang Hyang Wisesa”
Dimana terjemahannya menurut sains dalam persepektif Hindu dalam adat dan Budaya Bali disebutkan yaitu : 
Ilmu pengetahuan melenyapkan, penghapus seluruh kebodohan, seluruh penderitaan dunia, walaupun bencana memenuhi dunia, ilmu pengetahuan menghancurkan semua, sebab ilmu pengetahuan itu, penebus dan pembersih, juga penghapus dosa sejati, itu sesungguhnya, tubuh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Tetapi mabuk karena kepandaian dan suka memamerkan kesaktian yang tidak sadar akan ajaran kedharman sebagai guna timira juga disebutkan dapat menyebabkan manusia tersebut menjadi sangat angkuh sehingga prilaku ini juga patut dihindari, jika masih menginginkan surga, alam swah loka.

Karena itu disebutkan bahwa watak dan moral serta dan terutama kerokhanian agama Hindu harus selalu berjalan di depan dan memberi arah kepada ilmu pengetahuan tersebut.
Ilmu pengetahuan yang berlambangkan sebagai dedikasi dan bhakti umat manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang telah menurunkannya.
 ***