Penciptaan

Umat Hindu yakin bahwa ciptaan Tuhan Yang Maha Esa itu bagaikan sebuah lingkaran, Anadi tanpa awal dan bersifat abadi. 
Penciptaan alam semesta ini dalam sloka Rig Veda 10.129 juga disebut dengan nâsadâsìya  sebagai sumber utama kosmologi Hindu.
Dimana dalam widhi tatwa dijelaskan bahwa : 
  • Pada waktu terjadi ciptaan (Srsti), dengan kemahakuasaan-Nya (Kryasakti), dunia diciptakan secara perlahan lahan (Evolusi) dari Sang Hyang Widhi dan kembali kepada-Nya pada waktu kiamat (Pralaya) sebagai halnya laba laba yang pada waktu Srsti mengeluarkan benang jaringnya dari badannya sendiri dan akhirnya menarik kembali ke dalam dirinya pada waktu Pralaya (Urna Nabhawat).
  • Jadi Sang Hyang Widhi menciptakan alam semesta ini dari diriNya sendiri. Tetapi karena kemahakuasaan-Nya diri-Nya tetap sempurna.
Beberapa istilah dalam penciptaan :

  • Setiap ”Kalpa” (sehari Brahma = 4.320.000.000, tahun manusia) tercipta alam semesta baru menggantikan alam semesta sebelumnya yang telah ”Pralaya”. 
  • Pada setiap penciptaan, Brahma melakukan meditasi (masa ini disebut ”Svetavarahakalpa”) dan Tuhan Yang Maha Esa (Brahman) muncul dalam wujud ”Omkara”, disebut juga ”Pranava”, dan daripadanya pula muncul alam semesta, Rg Veda, Yajur Veda, Sama Veda dan Atharva Veda. 
Veda adalah nafas-Nya, oleh karena itu Veda telah ada pada saat Brahman ada, sebelum alam semesta diciptakan.
Kemudian kronologi turunnya wahyu Tuhan tersebut kemudian menjadi ajaran bagi orang-orang Hindu Dharma.
Dan lebih jauh tentang penciptaan ini digambarkan dalam kitab Agni Purāṇa (17.1-16), sebagai berikut:
Agni bersabda:
Aku akan menjelaskan sekarang penciptaan alam semesta, yang merupakan dari krida (lila) Sang Hyang Visnu (dalam Samkhya disebut Brahma).
Beliaulah yang menciptakan sorga dan lain-lain. Pada permulaan ciptaan dan dilengkapi dengan sifat-sifat dan tanpa sifat-sifat.
Brahma, yang tidak menampakan diri, sesungguhnya Yang Ada.
Saat itu tidak ada langit, siang atau malam, dan lain-lain.
Sang Hyang Visnu masuk ke-dalam unsur purusa dan prakerti sebagai unsur materi dan unsur kesadaran untuk dapat menggerakkannya.
***