Agni Pralina

Agni atau Geni Pralina adalah proses pembakaran jenazah /dalam upacara ngaben yang bertujuan untuk mengembalikan unsur unsur panca maha bhuta yang melekat dalam badan kasar dan halus dari roh bersangkutan.
  • Agni berarti api dimana dewa penguasanya yaitu Sanghyang Agni sebagai salah satu dari asta dewata dalam hal keseimbangan sekala-niskala (Wahya Diatmika).
  • Pralina yaitu memusnahkan "apa yang telah tercpta" atas izin sang pencipta, 
Dan pada saat dewasa Gni Rhawana dalam istilah kalender Bali dimana Api memiliki kejayaan dan kemegahannya. 
Pada hari “dewasa” yang baik itulah dalam tatanan upacara mekingsan di gni disebutkan bahwa sawa / jenazah diusung ke setra setelah melewati caru aperancak. 
Meprasawya tiga kali masing-masing: di depan rumah, di perapatan agung, di cangkem setra, dan di pamuunan.
Sawa / jenazah diletakkan di atas pemasmian, lante dan penutup wajah dibuka, di atas dada sawa ditaruh banten: nasi angkeb, bubuh pirata
Kepala sawa diperciki tirta-tirta: pengabenan seperti halnya pelukatan, pabersihan, pengentas, merajan suwun, kawitan, kahyangan tiga.
Setelah itu sawa dibakar dengan cita ageni Ida Pandita dan api biasa. Bila tulang sudah jadi arang, sirati dengan tirta panyeeb, lalu gelari caru geblagan.
Ambil kuskusan baru, semua arang tulang diambil ditaruh di atas kuskusan. Cuci/siram dengan air sampai bersih, terakhir siram dengan yeh kumkuman.
Arang tulang yang sudah bersih dibungkus kain putih diikat dan dibentuk seperti kepala manusia;
Dialasi bokor, dihias dengan pakaian putih kuning, destar, bunga dll. Bokor itu lalu disangkol preti sentana dan dihadapkan ke banten ayaban.
Sentana berarti anak atau keturunan;
Karena untuk menuju dunia akhirat, disebutkan bahwa karma seseorang mempunyai arti yang sangat penting baik itu karma dari anak, cucu serta sentana dan karma wasana dari dirinya sendiri.
Karma yang baik dari anak, cucu, serta putra / sentana, akan dapat menolong memberi kesucian dan pengampunan atas kekeliruannya di dunia,
 ***