Kebenaran Agama

Sesungguhnya semua agama memiliki tujuan yang sama yaitu mengajarkan kebajikan/kebenaran untuk mencapai alam surga dan pembebasan dari kesengsaraan; namun cara masing-masing dalam mencari kebenaran berbeda-beda dimana dalam bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno disebutkan :
Ekam yadi bhavecchastram sreyo nissamcayam bhavet’ bahutvadiha sastranam guham creyah pravesitam. (Terjemahan Bhs Kawi: Yan tunggala keta Sang Hyang Agama, tan sangcaya ngwang irikang sinanggah hayu, swargapawargaphala, akweh mara sira, kapwa dudu paksanira sowing-sowang-hetuning wulangun, tan anggah ring anggehakena, hana ring guhagahwara, sira sang hyang hayu. Sarasamuscaya Sloka 35-40)
Agama yang bingung membenarkan yang tidak benar. Kebenaran kelompok dianggapnya kebenaran untuk semua, hingga akhirnya menyalahkan yang sesungguhnya benar (kebenaran hakiki yang dapat diterima diberbagai kalangan). 
Bahkan agama yang bingung ada yang menyatakan bahwa kebenaan itu ada didalam goa; atau Tuhan hanya milik kelompoknya saja.
Karenanya janganlah angkuh pada orang yang bijaksana, namun mohonlah selalu pada beliau ajaran tentang kebijaksanaan. Sebab yang disebut dengan kebajikan dan kebenaran hakiki (kebenaran universal), pengertian dan pemahamannya kadang muncul tanpa disangka-sangka.
Jika ingin mengetahui kebenaran, pahamilah secara cerdas wahyu Tuhan lalu bandingkan dengan tafsir-tafsirnya serta dengan aturan-aturan moral/etika/susila yang berlaku dalam sosial masyarakat. Jika demikian maka akan sempurnalah pemahaman kita tentang apa sesungguhnya kebenaran dan kebajikan itu.
Sesungguhnya semua kitab suci adalah wahyu Tuhan, ia adalah petunjuk bagi umat manusia untuk hidup damai dan sejahtera, ia adalah sumber dari segala sumber kebajikan dan kebenaran. Apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi terkandung dalam wahyu Tuhan.
Wahyu Tuhan hendaknya dipelajari dengan benar, dengan jalan mempelajari terlebih dahulu tafsir-tafsirnya, sebab Wahyu Tuhan sungguh takut jika dipelajari oleh mereka yang memiliki kedangkalan pemahaman dan sedikit pengetahuan. 
"Sebab bagi mereka yang sedikit pengetahuan dan dangkal dalam analisis, wahyu Tuhan hanya akan dijadikan pembenar dari tindakan-tindakannya yang sesat."
Yang patut dicamkan secara mendalam adalah
kebenaran universal dalam wahyu Tuhan, kebenaran universal dalam tafsir-tafsirnya, dan kebenaran universal dari mereka-mereka (orang suci) yang hatinya telah tercerahi oleh kebajikan dan kebenaran.
*** 
Dengan demikian, penerapan kebenaran agama dalam tradisi kehidupan sehari-hari hendaknya juga dijalankan berdasarkan  Lalita Hita Karana sebagai bagian yang integral dalam diri manusia dan masyarakat. 
Karena tanpa acara Dharma kebenaran sejati disebutkan tidak akan memberikan arah yang jelas pada kehidupan manusia dan masyarakat.
***