Selendang

Selendang adalah secarik kain yang mengikat tubuh pria dan wanita,
yang di Bali juga disebut dengan senteng atau selempot dan sampai kini digunakan sebagai perlengkapan dalam busana adat, menari, sembahyang dll
Dalam cerita kuno, dahulu sebuah selendang juga disebutkan dapat digunakan sebagai alat terbang dalam kekuatan Sang Hyang Mahadewa oleh seorang bidadari bernama Ken Sulasih untuk dapat kembali ke kahyangan yang sebagaimana diceritakan BaliDirectory :
Pada suatu hari, seorang pemburu bernama I Rajapala pergi ke tengah hutan untuk berburu, dan menangkap burung. Sialnya, 
tak seekor binatang dan burung pun di perolehnya. Karena lelah, ia beristirahat dibawah sebatang pohon yang besar. Di dekat pohon itu terdapat sebuah telaga. 
Tak lama kemudian, datanglah tujuh orang bidadari mandi ketelaga itu. Melihat hal itu, I Rajapala bersembunyi dibalik pohon sambil memperhatikan para bidadari itu mandi.

Setelah bidadari itu hampir selesai mandi, I Rajapala mengambil selendang alat terbang salah seorang bidadari dengan sumpitannya.
Usai mandi, enam orang bidadari terbang kembali kesurga, seorang bidadari tidak bisa ikut karena selendang terbangnya hilang. Bidadari itu bernama Ken Sulasih.
Ketika kebingungan mencari selendang terbangnya, I Rajapala keluar dari persembunyiannya. Lalu mendekati Ken Sulasih dan bertanya :
“Hai, wanita cantik, kamu sedang mencari apa?”
Sambil bingung, Ken Sulasih menyahut : “Selendangku hilang. Apakah kamu melihatnya?”
“Yang ini?” tanya I Rajapala sambil memperlihatkan selendang yang diambilnya itu.
“Nah, itulah selendang saya. Tolong kembalikan supaya saya bisa pulang ke surga. Kalau perlu saya mau menebusnya dengan apapun,“ kata Ken Sulasih penuh harapan. 
“Tidak, saya tidak mau mengembalikan selendang ini kecuali kamu bersedia menjadi istriku.”
Karena merasa terdesak, Ken Sulasih memenuhi permintaan I Rajapala. Akan tetapi, Ken Sulasih mengajukan syarat. Jika kelak anak peratmanya lahir, I Rajapala harus mengembalikan selendangnya dan mengizinkan Ken Sulasih pulang ke surga. I Rajapala menerima syarat itu. Sejak itu, I Rajapala dan Ken Sulasih menjadi suami istri.
I Rajapala sangatlah sayang kepada Ken Sulasih karena sejak beristrikan Ken Sualsih ia selalu memperoleh keberuntungan. Penduduk desa sangat heran karena I Rajapala punya istri sangat cantik.
Tanpa terasa, beberapa tahun telah berlalu. Ken Sulasih melahirkan seorang anak laki-laki. Anak ini diberi nama I Durma. 

Namun belum genap setahun anaknya lahir, Ken Sulasih teringat dengan syarat pernikahannya. Ia pun menemui suaminya.
“Kakak Rajapala, kembalikan selendangku. Saya akan pulang ke surga. Peliharalah anak kita baik-baik.” Dengan rasa sedih, I Rajapala mengembalikan selendang Ken Sulasih.
Setelah memeluk anaknya dengan rasa terharu, Ken Sulasih pulang ke surga alam swah loka. Meskipun hatinya dirundung rasa sedih, I Rajapala tetap melakukan pekerjaan sehari-harinya, yaitu berburu dan menangkap burung. Jika ia berburu, anaknya dititipkan pada tetangganya. 
***