Akhirat

Akhirat juga berarti :
Akhir dari perjalanan sang atman pada kehidupan di dunia ini telah berakhir untuk nantinya menuju alam swah loka yang berpusat pada Tuhan Yang Maha Esa (God-centric).
Dimana menurut Hindu Dharma, ketika seseorang selalu berharap hanya ingin mendapatkan kesenangan dunia akhirat tanpa mengenal proses dari kehidupan ini juga disebut dengan prilaku Tamisra sebagai keinginan yang hanya bersifat hayalan saja pada suatu saatnya nanti.
Dalam Bhuwana Kosa disebutkan :
Melalui sebuah pengetahuan yang tertuang dalam Siddhanta lah disebutkan orang akan mencapai kelepasan dan menyatu dengan Sang Hyang Siwa (moksa).

Karena untuk menuju dunia akhirat, karma seseorang disebutkan juga mempunyai arti yang sangat penting baik itu karma dari anak, cucu serta sentana dan karma wasana dari dirinya sendiri.
  • Karma yang baik dari anak, cucu, serta putra / sentana, akan dapat menolong memberi kesucian dan pengampunan atas kekeliruannya di dunia, 
    • Sehingga kemungkinan sang Atma mendapat tempat yang baik di akhirat (sorga; Swah Loka), walaupun sifat dari dirinya sendiri tidak baik.
    • Sebaliknya karma yang tidak baik dari sentana, atau pun anak cucu bisa menodai kesucian sang Atma dalam mencapai kedudukan serta tempat di alam akhirat nanti. 
  • Demikian pula halnya dengan orang tua, karma yang baik atau buruk akan mempengaruhi pula kehidupan sentana-nya di dunia dan akhirat kelak.
Untuk itulah dalam Hindu Dharma dikenal adanya upacara penyucian terhadap sang atman, yang lebih dikenal dengan upacara Atma Wedana;
Dilanjutkan Nyekar dan diakiri dengan upacara Mamukur sebagai peningkatan kesucian arwah ke alam swah-loka atau akhirat nantinya.
Sebagai tambahan, dalam sastra suci Sarasamuscaya sloka 1-148 sebagaimana dijelaskan pula dari kutipan salah satu catatan saya cinta Hindu di Fb disebutkan pula bahwa :
  • Hendaknya manusia yang bijaksana tidak ragu-ragu lagi akan adanya :
    • Alam akherat, 
    • Karma dari perbuatan, 
    • Keesaan Tuhan
  • Demikian juga hendaknya mereka menjauhkan diri dari sifat iri hati, suka dipuji, amarah, dan segala tindakan kejam dan jahat lainnya.
  • Meskipun anda masih ragu akan adanya alam akherat dan karma (buah) dari perbuatan, hendaknya jauhkan diri dari perilaku jahat; 
    • meskipun anda tidak percaya pada sastra suci dan nabi, teruslah berbuat baik dan bajik; 
    • sebab mereka yang dinyatakan sengsara adalah orang yang tanpa keyakinan sekaligus tanpa perbuatan bajik dan benar.
  • Walaupun orang tidak bisa melihat langsung alam akherat, orang yang teguh keyakinannya akan kebenaran agama, pasti dapat merasakan alam itu dalam hati dan keyakinannya.
***