Samadhi

Istilah Samadhi sebenarnya disebutkan berasal dari bahasa sansekerta yang berasal dari urat kata :
  • Sam yang berarti kumpulan, persamaan, gundukan, timbunan, 
  • dan dhi yang berarti pikiran, ide-ide, budi, 
Dengan demikian secara etimologi kata samadhi berarti pemusatan atau kumpulan pikiran yang ditujukan pada suatu objek tertentu dan sebagai tahap tertinggi di dalam tangga kerohanian yang disebutkan bahwa,
  • Samadhi membawa kita kepada pengetahuan, 
  • pengetahuan membawa kita kepada kasih sayang, 
  • kasih sayang membawa kita bersatu dengan Tuhan.
Samadhi (konsentrasi) secara terus menerus merenungkan-Nya sebagai yang mutlak, tidak dapat dijelaskan, tanpa nafsu, tenang, tak berubah dan tanpa ciri. 
  • Jnana (pengetahuan) itu mutlak, tak dapat dijelaskan, tanpa nafsu, tanpa tujuan, suci, tak berselubung, dan tidak terbinasakan.Cetana ini tidak bertujuan.Ia tidak memiliki kesadaran fisik. Ia bebas dari catur kalpana. 
  • Catur  kalpana artinya pengetahuan dan yang diketahui, sarana untuk mengetahui dan orang yang mengetahui. Itulah keempat kalpana.Semua ini tidak ada pada yogisvara. 
  • Inilah yang dinamakan samadhiyoga. Sadangayoga ini harus dimiliki oleh seorang pandita sebagai orang suci
    • Dengan demikian orang akan mencapai wisesa. 
    • Sifat yogisvara ini harus ditunjang oleh kesepuluh kebajikan (Putra, dkk, 1998 : 63).
Samadhi sangat berbeda dengan meditasi, meditasi berasal dari bahasa inggris ( meditation ) yang dalam bahasa Indonesia diucapkan dengan meditasi. Dalam bahasa sansekerta padana istilah ini disebut sebagai Dhyana yakni pemusatan terus menerus pada suatu objek.

Tahapan Samadhi dalam berbagai perspektif sebagaimana disebutkan,
  • Yama sebagai pengendalian diri yang harus dilakukan oleh setiap orang dalam usaha meningkatkan kualitasa hidup yang lebih baik  
    • yang dalam panca yama bratha disebutkan terdapat lima pengendalian diri tersebut seperti : ahimsa, brahmacari dll
  • Nyama, pengendalian rohani dengan tujuan agar rohani menjadi suci dan bersih sehingga membantu mempermudah dalam melakukan Samadhi atau pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 
    • yang dalam panca nyama bratha disebutkan terdapat lima pengendalian untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin tersebut seperti : tidak suka marah, pengaturan makan dan minum dll)
  • Asana, sikap duduk yang sempurna menurut system yoga
  • Pranayama, latihan system pernafasan meliputi Puraka (menarik nafas), kumbhaka menahan nafas dan recaka menghembuskan nafas.
  • Pratyahara (penarikan diri) artinya indriya dari obyeknya, dengan upaya dan pikiran yang tenang. 
  • Dharanayoga, menguasai indria dibawah pengawasan manah ‘pikiran’ dan memusatkan pikiran pada objek meditasi
  • Dhyana (meditasi), yoga yang terus menerus memusatkan pikiran kepada suatu bentuk yang tak berpasangan, tak berubah damai dan tidak bergerak. 
  • Samadhi (konsentrasi) secara terus menerus merenungkan-Nya sebagai yang mutlak, tidak dapat dijelaskan, tanpa nafsu, tenang, tak berubah dan tanpa ciri.
  • Samadhi dari Perspektif Keabstrakan Objek Sasaran, umumnya objek pemusatan Samadhi adalah tuhan namun karena pengaruh awidya, karma wasana, dan jnana maka objek Samadhi dibedakan menjadi 2 yaitu :
  • Pemusatan kepada Tuhan yang bersifat Nirguna, Acintya, atau Tuhan yang tanpa sifat.
  • Pemusatan kepada Tuhan yang bersifat Saguna, Sakara Brahman atau Tuhan yang bersifat, biasanya di puja dalam bentuk ista dewata. 
  • Dimasyarakat pemusatan pikiran kepada Tuhan yang bersifat saguna jarang dilakukan karena tinggkat kesulitannya yang tinggi.
  • Samadhi dari Perspektif Media Objek Sasaran
  • Samadhi Svarupa : Samadhi yang memakai rupa Tuhan sebagai objek sasaranya. Di depan bhakta yang akan melakukan Samadhi telah terpasang salah satu rupa dari istadewata yang di pujanya.
  • Samadhi Nama dalam Samadhi Nama yang dijadikan objek sasaran : 
    • nama-nama Tuhan, tanpa memakai Swarupa. 
    • Bhakta dalam tahapan Dharana dan Dhyana berulang-ulang menyebutkan salah satu nama suci Tuhan atau mantra yang mengangungkan nama Tuhan.
  • Samadhi Sinar atau Jyotir : Samadhi dengan menggunakan bantuan sinar, kemudian sinar tersebut di pusatkan pada cakra-cakra yang ada pada tubuh manusia.
Demikian disebutkan dalam kutipan Tintiyasana Yoga sebagaimana dijelaskan suartawanindra dalam kutipan postnya. Dan sebagai tambahan, semadhi sebagai salah satu jalan untuk mempersatukan Atman dengan Brahman.disebutkan pula bahwa,
  • Usahakanlah melakukan renungan suci dengan dyana dan yoga samadi saat purnama kapat, itulah saat beryoganya Sang Hyang Çiwa, dan para Dewata semuanya.
  • Dan pada tengah malam saat Hari Raya Pagerwesi, umat dianjurkan untuk melakukan meditasi (yoga dan samadhi). 
    • Yadnya (Banten) yang paling utama disebutkan pada hari raya ini yaitu : Untuk Para Pendeta (Purohita) menggunakan "Sesayut Panca Lingga 
    • dll
    Dan ingatlah juga, "apa yang dilakukan Lubdhaka pada malam siwaratri ini,
    sehingga memperoleh tiket masuk surga setelah mati?"
 ***