Toya

Toya adalah air dalam bahasa Balinya yang juga dinamai dengan "yeh". 
  • Kalau dingin biasanya namanya yeh nyem.
  • Kalau yang panas namanya yeh panes.
  • Yeh klebutan, air yang muncrat dari tanah.
  • Air bersih dari sumbernya disebut Toya anyar.
  • Toya Bungkah berarti sebuah tempat yang indah dan sejuk.
Dalam salah satu sloka Nitisastra dikatakan bahwa :
Jika engkau akan mengetahui dalamnya air, cabutlah batang tunjung untuk penduga.
Kebangsawanan seseorang akan nampak pada tingkah-laku, tabiat serta geraknya. 
Tanda pendeta ialah kesabaran, keikhlasan, kehalusan dan ketenangan budi. Tanda orang yang sempurna ilmunya : bahasa yang sebagai air penghidupan dapat membikin tenang dan girang orang.
Di Bali, kesucian air ditandai dengan keberadaan pelinggih atau pelangkiran yang ada pada sumur, jeding dll untuk stana Bhatara Wisnu dimana dalam wisnu purana disebutkan bahwa Narayana tidak lain adalah Visnu itu sendiri
  • Nara berarti air, dan 
  • Ayana berarti tempat istirahat.
Sebagai bahan dasar pembuatan sebuah Tirtha, air menurut Windhu Segara dalam artikel postnya di Fb juga disebutkan sepertinya menjadi spirit mendasar manusia Bali. 
Bagaimana tidak, teramat mudah dilacak kehidupan manusia Bali tak bisa dilepaskan dari ritus air ini. 
Tidak saja dalam masa hidup, bahkan masih dalam bentuk janin, pun ketika tubuh tak lagi dihuni sang maha urip, ritus air menjadi bagian mutlak bagi perjalanan kehidupan manusia Bali.
Mengerti semua ini, maka tak salah jika sebelumnya ageman manusia Bali digelari gama tirta, Tuhan Sang Pemberi urip dipuja sebagai air. Demikian juga media-media pemujaan, tak sedikit pelinggih memuja kemuliaan air dibangun.

Diceritakan, di daerah Kintamani Bali ada sebuah tempat yang bernama Toya Bungkah dalam TugasPariwisata disebutkan bahwa disamping pemandangannya yang sangat indah; 
Tempat ini juga hawanya sejuk, sehingga tidak mengherankan apabila seorang pujangga dan sastrawan terkenal yaitu Sutan Takdir Ali Syahbana memilih Toyobungkah sebagai tempat untuk mendirikan bangunan yang disebut Balai Seni Toyobungkah yaitu tempat yang dipergunakan untuk menggelar berbagai macam kesenian. 
Dalam perjalanan menuju Toyobungkah kita akan banyak menikmati panorama yang indah seperti panorama gunung dan Danau Batur, pohon cempedak atau nangka, dan tumbuh-tumbuhan lainnya serta tumpukan bekas-bekas lahar yang sudah menjadi karang yang kelihatan indah. Di sebelah timur jalan raya menuju Toyobungkah ada sebuah pura yang cukup besar yaitu Pura Jati. 
Toyobungkah memiliki daya tarik serta keindahan hingga banyak dikunjungi para wisatawan Mancanegara dan Nusantara yang bertujuan untuk mendaki Gunung Batur, kemah, mandi, berekreasi ataupun melihat dari dekat keindahannya. 
Di tempat ini terdapat dua kolam air panas yang berdekatan yaitu kolam air panas alam yang bisa dipergunakan untuk umum, khususnya masyarakat sekitar tempat ini, sedang kolam air panas yang satunya telah dibangun dengan tembok penyengker, tempat ini disediakan untuk para wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara.

Di Bali, dalam beberapa kesucian air juga disebutkan seperti halnya :
  • Air pancuran | untuk menyucikan diri dengan jalan berkumur, cuci muka dan cuci kaki di pancuran sebelum dilanjutkan untuk sembahyang.
  • Dengan menggunakan tirtha pasucian sebelum piodalan dimulai dimana seluruh arca / pratima sebagai simbol Hyang Widhi yang telah disakralkan disucikan di pura beji tersebut oleh seluruh krama yang dipimpin oleh pemangku sebagai sulinggih di pura bersangkutan.
  • Dalam bidang pertanian pun ada, dimana fungsi subak juga dalam sejarahnya untuk dapat mengatur pembagian air dengan sistem temuku. 
  • dll
***