Umat Sedharma

Umat Sedharma biasanya adalah sebutan bagi pemeluk agama Hindu Dharma yang berprilaku berdasarkan atas Tri Kaya Parisudha;
  • Untuk dapat berpikir, berbuat dan berkata yang baik dan jujur.
  • Dan pengembangan umat dalam hal kegiatan adikara yang bertujuan agar umat memiliki capacity, eligibility, dan competency untuk dapat bersaing dalam segala hal.
Dikatakan pula bahwa, sejatinya Dharma juga mengajarkan agar kita tidak menyombongkan diri sebagai umat beragama dan hendaknya kita selalu dapat berbuat kebaikan untuk dapat mencapai kebahagiaan dan kebenaran sejati.
Karena pada akhirnya, moksa juga merupakan tujuan hidup akhir bagi setiap orang pemeluk agama Hindu.
Kita sebagai umat sedharma dalam pandangan "Mengapa kita beragama ?" sebagaimana dijelaskan bahwa secara umum kita memeluk agama Hindu disebabkan oleh beberapa faktor seperti halnya dikatakan dalam pasramanganesha.sch.id yaitu :
  • Mungkin karena kita kebetulan lahir dari orang tua yang telah menganut Agama Hindu. 
  • Atau karena kita kawin dengan seorang suami atau istri Hindu. 
"Melalui perkawinan beda agama misalnya."
  • Atau karena pilihan yang kita lakukan secara sadar.
"Seperti halnya telah melaksanakan upacara sudhi wadani sebagai penyucian diri untuk menjadi umat Hindu Dharma"
Tapi mengapa kita memilih agama Hindu? Apakah Agama Hindu Agama yang Terbaik? 
Pemeluk Hindu tidak pernah menyatakan agamanya sebagai agama yang terbaik, karena menyatakan Hindu sebagai "agama terbaik" terkesan sebagai suatu kesombongan. 
Agama melarang kesombongan (atau memiliki sifat "Kuhaka", salah satu dari Dasa Mala yang dilarang).
Mari kita ambil contoh. Bila kita mengatakan suami atau istri kita sebagai suami atau istri yang terbaik di dunia, bila ini kita ucapkan ketika kita berdua saja. tidak ada orang lain yang mendengar, ini merupakan tanda cinta atau kasih sayang, sekalipun terasa sedikit berlebih-lebihan. 
Tapi bila itu kita ucapkan di depan orang lain, dengan sedikit membusungkan dada, maka kita akan dianggap orang yang sombong
Dengan ucapan itu kita juga dianggap merendahkan suami atau istri orang lain. Lalu orang-orang mulai memperhatikan kita. Mencari-cari kehebatan kita. Tapi ternyata kemudian yang banyak ditemukan adalah kekurangan-kekurangan kita. Dan kemudian mereka berkomentar,
"Oh, itu toh suami yang terhebat didunia".
Atau "oh itu toh istri yang terbaik di dnuia. Hanya seperti itu?".
Demikian pula dengan agama. 
Bila kita mengatakan agama kita adalah agama yang terbaik, berarti kita juga mengatakan agama lainnya hanya sekerdar "baik" atau "tidak baik".  
Pemeluk agama lain akan merasa tidak enak atau mungkin tersinggung. Lalu mereka akan melihat kepada kita. Dan segera mereka menemukan,
"Oh, disana juga banyak kejahatan, kemiskinan dan penderitaan, korupsi, [*]an". 
Apa gunanya agama yang baik bila ia tidak mampu membuat para pemeluknya menjadi baik?. Atau apakah agama dapat dikatakan sebagai agama terbaik bila ia tidak mampu membuat para pemeluknya menjadi umat yang terbaik?. 

Apakah semua Agama itu sama saja? 
Agama-agama memiliki persamaan dan perbedaan! Agama-agama pada dasarnya memiliki fungsi yang sama. 
Agama-agama memberikan kita jalan untuk berhubungan dengan Hyang Suci (Tuhan Yang Maha Esa), untuk berhubungan dengan diri kita sendiri (spiritualitas) dan untuk berhubungan dengan lingkungan, mahluk hidup dan alam sekitar kita (etika atau moral). 
Agama-agama juga mewajibkan kita untuk menghormati hidup, hidup kita sendiri dan hidup orang lain.
"Tapi bagaimana hubungan itu dilakukan, bagaimana kewajiban kita dilaksanakan, masing-masing agama memiliki cara serta aturannya sendiri."
Tiap-tiap agama memiliki kitab sucinya sendiri, ajaran-ajarannya sendiri, ibadahnya sendiri, tokoh-tokohnya dan sejarahnya sendiri. 
Bahkan pandangan mereka masing-masing tentang Tuhan juga berbeda.
Pada umumnya agama Hindu atau orang-orang Hindu dikenal karena sikapnya yang sangat toleran, lebih suka menekankan persamaan-persamaan agama. 
Namun ini akan membawa kita pada satu kesalahan lain, yaitu mengabaikan aspek-aspek khusus dari masing-masing agama yang mencari ciri khas dan identitas dari masing-masing agama tersebut. 
Mari kita ambil contoh. 
Agama-agama tertentu percaya pada takdir dimana nasib manusia sepenuhnya telah ditentukan oleh Tuhan. 
Agama Hindu percaya pada Hukum Karma dimana nasib manusia ditentukan oleh manusia itu sendiri.
Namun ada agama yang percaya bahwa manusia hanya hidup sekali, setelah mati, menunggu hari kiamat. Pada saat itu manusia dibangkitkan kembali untuk diadili.
Agama Hindu percaya pada reinkarnasi, dimana manusia lahir kembali, diberikan kesempatan untuk menyempurnakan dirinya. 
Perbedaan antar agama adalah suatu fakta yang harus diketahui. Agar kita tidak mencampur adukkan agama. 
Ibarat orang bertetangga, pagar yang baik atau tanda batas yang tegas justru akan mencegah tetangga itu bertengkar karena memperebutkan pekarangan.
"Perbedaan bukan untuk dipertentangkan,
tapi untuk saling memperkaya wawasan."
Demikianlah disebutkan cara pandang (mindset) umat Hindu dalam beragama yang pemeluknya disebut sebagai umat sedharma;
Ingat akan dosa, agar kita tidak menyombongkan diri sebagai umat beragama dan hendaknya kita diharapkan selalu dapat berbuat kebaikan yang berpedoman pada Tri Hita Karana untuk dapat mencapai kebahagiaan dan kebenaran sejati.
***